Jakarta, ruangenergi.com- Lapangan Duri yang kini dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan contoh proyek steamflood terbesar di dunia pada saat dimulai pada 1985, dan sangat berhasil.
Bukti nyatanya adalah peningkatan dari puncak produksi pengembangan tahap primer sebesar 65 ribu BOPD pada tahun 1965 menjadi 300 ribu BOPD (naik hampir 4x lipat!) pada 1995 hasil implementasi steamflood yang merupakan pengembangan tahap tersier/EOR.
“SKK Migas baru saja mengeluarkan persetujuan POD Steamflood Tahap-1 di Lapangan
Rantau Bais pada tahun 2023 sebagai proyek steamflood baru diluar Lapangan Duri,
serta menyusul kemudian proyek ekspansi Duri Steamflood yaitu North Duri Development (NDD) Fase 2 pada tahun 2024. Saat ini proyek-proyek tersebut sedang dilaksanakan eksekusinya dilapangan. Pada waktu bersamaan, pengembangan steamflood di potensi Duri Ring (lingkaran terluar area Struktur Duri) juga sedang disiapkan PODnya,”kata Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro dalam bahan paparannya pada sebuah acara dialoque, Selasa (18/02/2025),di Jakarta.
Luky uraikan dalam paparannya, untuk metode Chemical EOR, memang ini yang relatif paling sulit diantara metode- metode lainnya, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
“Di China, implementasi Chemical EOR secara umum memang dikenal cukup masif dan terbukti secara komersial, namun baru dengan injeksi polimer. Sementara injeksi Polimer-
Surfaktan sebagai metode yang secara teoritis mampu menghasilkan perolehan
minyak tertinggi, belum cukup banyak contoh keberhasilannya,” papar Luky.
