Jakarta,ruangenergi.com- Korea Selatan menyatakan minat sangat tertarik berbisnis energi bersih di Indonesia.
Di Ibu Kota Negara Republik Indonesia, negeri penghasil ginseng itu menyatakan ingin mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Atap di industri plus bangun PLTN skala kecil di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Vice Minister of Trade, Industry, and Energy Republik Korea, Jang Young Jin dihadapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada pertemuan Senin siang (15/05/2023) di Jakarta.
“Pertemuan dengan delegasi Korea Selatan dengan Kementerian ESDM, mereka menyampaikan :1. Kerjasama nuklir, khususnya yang PLTN skala kecil (SMR)
2. Mengeksplore kerjasama carbon neutrality, misalkan melalui perdagangan karbon
3. Sebagai pertemuan awal untuk menyiapkan rencana KTT bilateral antara Presiden Jokowi dengan Presiden KorSel pada saat pertemuan ASEAN bulan September 2023.
4. Korsel juga tertarik untuk investasi di EBT misalkan untuk penyediaan listrik PLTS ke IKN/wilayah Kalimantan Timur, dan mendorong pemanfaatan PLTS Atap di Industri,” kata Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada ruangenergi.com, Selasa (16/05/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan secara resmi memulai pembangunan pusat layanan (service center) kendaraan listrik yang bertempat di Balai Besar dan Survei Pengujian (BBSP) Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE).
Hal ini merupakan wujud implementasi perjanjian kerja sama Record of Discussion (RoD) Installation of Solar Charged E-Vehicle System in Indonesia yang telah disepakati kedua belah pihak pada 2 November 2022 lalu.
“Pendirian pusat layanan ini merupakan kolaborasi kedua negara yang bertujuan untuk berkontribusi bersama pada pengurangan emisi di sektor transportasi dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan,” ungkap Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana dalam acara Ground Breaking Ceremony for Indonesia-Korea e-Mobility Center di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan, kegiatan groundbreaking ini merupakan tindak lanjut kesepakatan kerja sama Indonesia-Korea, yang menjadi titik awal Proyek Installation of Solar Charged E-Vehicle System, yang terdiri dari tiga fasilitas utama yaitu pusat layanan kendaraan listrik, bengkel konversi sepeda motor dan stasiun pengisian kendaraan listrik.
“Pusat layanan ini juga akan berfungsi sebagai tempat pengembangan sumber daya manusia, belajar dan membiasakan diri dengan teknologi kendaraan listrik dan perkembangannya,” imbuh Dadan.