Wow! Pertamina Drilling Tawarkan Green Project, Peluang Investasi Hijau di Hulu Migas melalui Pemanfaatan Flare Gas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) memperkenalkan terobosan baru dalam industri pengeboran migas tanah air melalui inisiatif Green Drilling Project, yang menawarkan peluang investasi hijau dengan potensi penghematan operasional dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dalam proyek strategis ini, Pertamina Drilling memanfaatkan flare gas—yang selama ini hanya dibakar menjadi emisi—sebagai sumber energi alternatif untuk operasional rig. Melalui teknologi Modular Gas-to-Liquid (GTL) Plant, gas sisa ini diubah menjadi synthetic diesel atau metanol, yang dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar blended fuel pada rig.

“Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung pilar ‘Addressing Climate Change’ milik Pertamina. Kami mengubah tantangan emisi menjadi peluang efisiensi,” ujar Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, dalam pernyataan resmi, Rabu (30/7/2025), di Jakarta.

Transformasi Pertamina Drilling dari penyedia jasa rig menjadi perusahaan layanan end-to-end well construction membuka ruang kolaborasi baru, khususnya dengan perusahaan hulu migas yang memiliki potensi flare gas. Saat ini, Pertamina Drilling mengoperasikan 53 rig, termasuk 2 offshore work over rig dan 2 jack-up rig, serta didukung oleh pusat pelatihan Indonesia Drilling Training Center (IDTC).

Peluang Ekonomi dan Sinergi Hulu

Flare gas yang selama ini menjadi beban lingkungan kini ditawarkan sebagai sumber energi bernilai ekonomi, sekaligus pengurang konsumsi solar konvensional yang selama ini menjadi salah satu biaya tertinggi dalam kegiatan pengeboran. Hal ini berpotensi menekan biaya operasional, memperbaiki margin proyek, sekaligus membuka peluang bisnis baru di bidang green fuel dan carbon offset.

Pertamina Drilling membuka pintu kolaborasi dengan perusahaan hulu migas, baik sebagai penyedia gas maupun pengguna akhir produk metanol. Sinergi ini diyakini akan memperkuat ekosistem investasi hijau di sektor energi Indonesia.

“Green Drilling bukan sekadar inovasi teknis. Ini adalah model bisnis berkelanjutan yang menjawab tantangan energi sekaligus menawarkan peluang investasi konkret bagi mitra strategis di sektor hulu migas,” pungkas Avep.

Dengan Green Drilling Project, Pertamina Drilling tidak hanya menetapkan standar baru dalam keberlanjutan, tetapi juga menempatkan dirinya sebagai mitra strategis bagi investor yang ingin mendorong transformasi energi rendah karbon di Indonesia.