Jakarta,ruangenergi.com– Dalam waktu dekat ini kepengelolaan dan kepemilikan blok Masela yang dioperasikan oleh Inpex Masela Ltd, akan mendapatkan babak baru.
Selama ini, Shell melalui Shell Upstream Overseas memiliki saham partisipasi Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku, sebesar 35%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh Inpex via Inpex Masela sebanyak 65%. Dari blok itu ditargetkan produksi LNG 9,5 juta ton. Namun Shell mengundurkan diri. Kini sedang diperebutkan siapa pengganti Shell di blok Masela?
Berhembus kabar di kalangan industri minyak dan gas, akan ada joint venture (JV) baru di blok Masela. Petronas memang berminat masuk. Namun akan gandengan tangan bersama CNOOC (China National Offshore Oil Corporation), perusahaan minyak dan gas bumi (migas) terbesar ketiga di Republik Rakyat Tiongkok setelah CNPC dan Sinopec.
“Komposisi saham di Masela, ada Petronas yang akan ajak gandengan tangan dengan CNOOC. Kemudian ada Pertamina Hulu Energi juga. Mereka bentuk JV,” kata sumber ruangenergi.com di kalangan industri migas, Senin (12/06/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menuturkan Petronas sudah resmi mengajukan kerja sama kepada Pertamina untuk mengelola Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
“Iya bareng-bareng, mereka bareng untuk ambil 35 persen (hak partisipasi), sekarang sudah ada kesepakatan itu. Dua perusahaan itu, Pertamina dan Petronas,” jelas Tutuka saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (4/4/2023)