PGE

Wujudkan Visi Jadi Perusahaan Word Class Green Company, PGE: Investasi Untuk Meningkatkan Kapasitas Terpasang

Jakarta, Ruangenergi.com – Guna mewujudkan visinya untuk menjadi perusahaan Word Class Green Company pada 2030, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) saat ini merencanakan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas terpasangnya.

Hal tersebut dikatakan oleh Manager Government & Public Relation PT PGE, Sentot Yulianugroho, kepada Ruangenergi.com, (04/08).

“Beberapa strategi menuju visi PGE di tahun 2030, PGE merencanakan untuk berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas terpasangnya saat ini baik dari proyek-proyek pengembangan yang saat ini sedang berjalan diantaranya, Proyek Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan Proyek Hululais Unit 1 & 2 (2 x 55 MW),” jelasnya.

“Dengan mengaplikasikan teknologi tertentu, salah satunya konsep binary cycle (bottoming unit) dengan memanfaatkan brine yang saat ini ada untuk menambah kapasitas terpasang panas bumi (estimasi bisa menambah kapasitas terpasang sebesar 200 MW),” sabung Sentot.

Sebagaimana diketahui, dalam sebuah dokumen yang terima redaksi Ruangenergi.com, pembangunan PLTP Lumut Balai Unit-2 kapasitas 55 MW memiliki cerita tersendiri.

Di mana, survei potensi panas bumi di area Lumut Balai yang masuk dalam wilayah Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, mulai intensif dilakukan sejak awal 1990-an. Para eksplorer Divisi Panas Bumi diterjunkan untuk melakukan survei geologi, kemudian berlanjut ke survei geokimia dan geofisika.

Dari survei yang dilakukan oleh PGE, diketahui bahwa potensi panas bumi yang bisa dikembangkan untuk pembangkit listrik di Lumut Balai sebesar 250 MW.

Di antara lapangan panas bumi yang sudah beroperasi, Lumut Balai merupakan area yang sedikit spesial baik dilihat dari keterjangkauan maupun morfologinya.

Mengapa begitu, karena dari keterjangkauan, WKP Lumut Balai jauh dari ibukota kabupaten sekitar 60-70 km, baik dari kota Baturaja (ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu) maupun dari kota Muara Enim (ibu kota Kabupaten Muara Enim).

Terlebih lagi dari Ibu Kota Sumsel, Palembang, jaraknya hingga 292 km untuk sampai ke WKP Lumut Balai. Dari sisi morfologi, banyak terdapat lereng curam, yang meskipun banyak hutan lebat tetapi tetap rawan longsor.

“Kini, setelah melewati serangkaian tantangan baik teknis maupun masalah sosial, dan sempat mundur beberapa kali, PLTP Lumut Balai Unit-1 berkapasitas 55 MW sudah beroperasi sejak Februari 2020. PGE akan menjual ke PLN dalam bentuk listrik (total project). Beroperasinya Lumut Balai ini melengkapi kapasitas terpasang PGE menjadi 672 MW,” tulis dokumen tersebut.

Tahun 2020, PGE juga tengah melakukan proses pembangunan PLTP Lumut Balai Unit-2. Secara teknis konstruksi Lumut Balai Unit-2 lebih mudah dibanding unit sebelumnya lantaran akses ke lokasi sudah bagus.

“Nantinya, meskipun lokasi kedua unit agak jauh, sekitar 1,5 km, tapi pengoperasian Unit-1 dan Unit-2 dirancang untuk disatukan. Rancangan tersebut merupakan bagian dari transformasi digital yang sedang dilakukan oleh PGE untuk mencapai efisiensi yang optimal. Unit-2 ditargetkan beroperasi tahun 2022,” jelasnya.

Dikatakan, pengembangan untuk Unit-3 dan Unit-4 sudah pula dirintis. Pada 2011, JICA (Japan International Cooperation Agency) membuat laporan ‘JICA Preparatory Survey for Lumut Balai Geothermal Power Plant Development Project’ yang berisi tentang dokumen studi kelayakan pengembangan Unit-3 dan Unit-4.

Survei persiapan terdiri dari tinjauan dan penilaian sumber daya panas bumi dengan simulasi reservoir, pemrograman pengembangan lapangan uap, desain konseptual pembangkit listrik dan jalur transmisi, studi lingkungan dan keekonomian proyek.

Proyek Hululais Unit 2×55 MW

Sebagaimana diketahui, proyek Hululais yang berada di WKP Hululais, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, PGE akan mengembangkan proyek ini kapasitas 2 x 55 MW yang terdiri dari Unit-1 dan Unit-II.

Status proyek Hululais yang berada sekitar 180 kilometer dari kota Bengkulu, pada saat ini dalam tahap pengeboran dan uji produksi.

Dalam proyek ini PGE hanya akan menyediakan uap panas bumi, sedangkan yang akan membangun pembangkitnya PLN. Sementara untuk lapangan eksplorasi sejauh ini ada yang berlanjut tetapi juga ada yang dikembalikan.

Untuk lapangan Bukit Daun terletak di WKP Hululais, di Kabupaten Rejang Lebong dan Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini dalam tahap pengeboran sumur eksplorasi.

Eksplorasi proyek Bukit Daun sudah dimulai sejak 2015. Diharapkan, proyek ini bisa menyokong PLTP dengan kapasitas 3×30 MW yang dibangun bertahap mulai 2021 nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *