2020 Bakrie & Brothers Akan Garap Dua Proyek Energi


Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (Perseroan atau BNBR), Anindya Novyan Bakrie memaparkan tentang rencana perusahaan di tahun 2020, khususnya pada beberapa proyek strategis yang akan dijalankan perusahaan. Salah satunya adalah proyek pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati A di Jawa Barat sebesar 2×660 MW. 
“Business Viability Guarantee Letter dari pemerintah Indonesia telah terbit belum lama ini, dan akan membantu proses penutupan keuangan dituntaskan tahun ini. Pembebasan tanah untuk proyek ini pun telah sepenuhnya rampung, lebih dari 200 hektare,” kata Anindya dalam telekonferensi dengan media di Jakarta, Senin (30/3).
Sememtara itu, sebagai pemenang lelang hak khusus ruas transmisi gas bumi Kalimantan, perseroan juga menyatakan siap melaksanakan pembangunan jaringan pipa gas yang telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu proyek strategis nasional tersebut.
“Kami sedang bersiap menggarap pembangunan dari Bontang, Kalimantan Timur ke Takisung, Kalimantan Selatan dengan jarak sekitar 600 kilometer,” kata Anindya Bakrie.
Mengenai progres dari proyek bus listrik yang dikembangkan oleh anak perusahaan BNBR, PT Bakrie Autoparts, dia mengatakan, bus listrik telah selesai melakukan serangkaian ujicoba dan memenuhi semua persyaratan teknis dari TransJakarta.
“Langkah berikutnya, perusahaan akan siapkan pengadaan beberapa unit bus baru untuk TransJakarta, dan menjalani tahap proyek percontohan di Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, anak perusahaan BNBR yang mengerjakan proyek infrastruktur jalan tol, PT Cimanggis-Cibitung Tollways, kini juga tengah ‘ngebut’ menyelesaikan target yang dicanangkan pemerintah.
Fase pertama rencananya akan difungsikan sebelum lebaran 2020 sepanjang 3,2 kilometer. Panjang jalan tol ini totalnya mencapai 26 kilometer, dan merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2.
“Fase kedua proyek ini telah selesai lebih dari 70 persen, dan keseluruhan proyek diperkirakan dapat diselesaikan di tahun depan,” tukasnya,
Kendati demikian, Anindya Bakrie menilai tahun 2020 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perseroan dan dunia usaha pada umumnya yang disebabkan oleh sejumlah faktor makro yang mempengaruhi dunia. “Kita masih belum bisa menghitung secara pasti seberapa jauh akibat yang ditimbulkan dari faktor makro dunia” katanya.
Faktor makro yang dimaksud, katanya, mulai dari perang dagang, fluktuasi harga minyak, hingga nilai tukar rupiah yang terus tertekan, serta ketidak-stabilan rantai pasokan dunia, hingga dampak dari penyebaran virus corona terhadap dunia usaha.
“Yang jelas, operasional perusahaan-perusahaan kami memang saat ini sedikit terganggu, dan beberapa proyek berpotensi tertunda jadwalnya,” tutupnya.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *