Jakarta, Ruangenergi.com – Sebanyak 24 UMKM mitra binaan PT Pertamina (Persero) terpilih untuk ikut dalam kegiatan Pendampingan Sertifikasi Halal UMK Binaan Pertamina. Melalui Program Kemitraan, Pertamina memang terus berkomitmen untuk membantu UMK binaannya mampu naik kelas, dan salah satunya diwujudkan dalam acara yang digelar Senin (8/3) lalu.
Menurut Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto, para peserta pendampingan sertifikasi halal tersebut merupakan alumni dari program Pertamina UMKM Academy yang digelar akhir tahun 2020 lalu.
“Mereka dikurasi secara ketat dan terpilih para UMK yang layak dan siap diikutkan sertifikasi halal ini,” kata Agus dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Minggu (14/3/2021).
Ia mengatakan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui para mitra binaan sebelum mereka dinyatakan layak menerima sertifikasi halal. Dimulai dari training penyelia halal, pendampingan, pendaftaran Cerol LPPOM & BPJPH, Gap Assessment LPOM, serta proses audit.
“Setelah itu, barulah jika lolos akan terbit Istibat halal dan sertifikatnya. Seluruh proses ini ditargetkan bisa rampung dalam waktu 2 bulan,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengatakan, bahwa jika sudah memegang sertifikat halal maka para UMK akan mendapat banyak keuntungan.
“Mengutip pernyataan Wakil Presiden Bapak Ma’ruf Amin bahwa sertifikasi halal ini relatif dapat diterima di banyak negara. Sehingga dapat dijadikan sebagai modal produk UMK tersbut mampu Go Global dan meningkatkan kapasitas ekspor ke luar negeri,” papar Agus.
Sementara keuantungab lain yang bisa didapatkan yakni terutama untuk pasar dalam negeri. Sebab mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, akan menjadikan produk-produk yang berlabel halal lebih memiliki kepercayaan yang tinggi.
“Dan ini cenderung lebih mudah untuk dapat masuk ke pasar maupun supermarket besar jika diimbangi dengan quality kontrol yang ketat pula,” tukasnya.
Dalam prosesnya, lanjut dia, ke-24 UMK ini dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing 6 UMK. Hal ini bertujuan agar pendampingan bisa lebih efektif dan fokus.
“Saya berharap, agar seluruh UMK tersebut mampu menyelesaikan program ini dengan baik dan bisa mengantongi sertifikat halal. Setelah itu Pertamina akan menyasar lebih banyak lagi UMK untuk mendapatkan sertifikat atau perizinan lain agar bisa naik kelas secara progresif,” tutupnya.
Sementara salah satu peserta yang mengikuti Pembukaan Kegiatan Pendampingan Sertifikasi Halal UMK Binaan Pertamina, Saiful Abdullah mengatakan, sebenarnya dirinya sudah pernah mengurus pembuatan sertifikasi halal.
“Namun, karena adanya perubahan sistem, saya kesulitan. Pas sekali Pertamina mengadakan acara ini, saya sangat berterima kasih kepada Pertamina,” kata pemilik UMK Alam Hijau Sejahtera yang memproduksi aneka olahan Cokelat ini
Peserta lainnya, Maharani mengatakan, dirinya harus memiliki sertifikat halal untuk melancarkan usahanya. Pasalnya, oemilik Agrowisata Lendang Bagek yang memproduksi minyak gaharu sebagai bahan dasar parfum ini pasar utamanya merupakan mayoritas negara di Timur Tengah.
“Jadi saya merasa harus memiliki sertifikat halal untuk melancarkan usaha. Semoga setelah ini, pemasaran saya ke Timur Tengah jauh lebih banyak lagi. Terima kasih Pertamina,” ujarnya.
Acara yang digelar secara virtual tersebut dihadiri sejumlah perwakilan terkait. Dari Pertamina, dihadiri oleh Manager SMEPP Rudi Ariffianto; Prof Dr Irwandi Jaswir, Ketua Program Sertifikasi Halal; Ni Putu Desinthya, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal KNEKS; dan Banu Muhammad, Wakil Ketua Yayasan Wakaf Produktif PAII.(SF)