Jakarta, Ruangenergi.com – Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar terhadap iklim investasi migas (minyak dan gas) di Tanah Air.
Untuk itu, sejumlah Pekerjaan Rumah (PR) menanti Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, salah satunya guna meningkatkan iklim investasi di sektor tersebut.
“Dengan Pandemi ini perekonomian global melambat, sehingga permintaan migas sebagai pendukung proses produksi dan distribusi juga turun,” hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, saat dihubungi Ruangenergi.com, Kamis (05/11).
Santer beredar kabar Prof. Tutuka Ariadji, terpilih menjadi Dirjen Migas Kementerian ESDM. Sebab sudah lama memang kursi Dirjen Migas tersebut kosong.
Komaidi mengatakan, banyak PR yang menanti Dirjen Migas Kementerian ESDM untuk meningkatkan investasi migas.
“Tugas utama tentu bagaimana masalah cadangan dan produksi migas nasional yang terus menurun dapat segera menemukan solusi. Dalam jangka pendek tentu beberapa hal yang tertunda akibat kekosongan Dirjen sebelumnya dapat segera dilaksanakan,” tuturnya.
Ia menambahkan, yang paling utama adalah harus ada solusi dari pasal-pasal di dalam Undang-Undang (UU) Migas nomor 22 tahun 2001 yang telah dibatalkan MK (Mahkamah Konstitusi).
“Solusi tergantung DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan Pemerintah akan memilih yang mana. Dapat melalui mengganti atau memperbaiki yang ada,” ungkap Komaidi.
“Silahkan saja mana yang menurut Pemerintah dan DPR paling efektif dan efisien,” sambungnya kembali.
Ia berharap, agar permasalahan yang ada di sektor migas dapat segera memperoleh solusi, sebab hal tersebut untuk kepentingan bersama.
“Harapan saya tentu masalah sektor migas dapat segera memperoleh solusi. Semoga beliau (Dirjen Migas Kementerian ESDM) memiliki sejumlah terobosan untuk dapat meningkatkan investasi migas dan dapat menaikkan cadangan dan produksi,” tandasnya.