Jakarta,ruangenergi.com-Pertengahan Desember 2020, blok Rokan akan mulai pengeboran 1 sumur dari 11 sumur yang direncanakan di bor di penghujung tahun.Yang melaksanakan pengeboran adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Semula jadwal pengeboran direncanakan November namun mundur ke Desember. Namun, ada persoalan yang perlu diselesaikan yakni adendum Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Rokan semoga bisa start drilling minggu ini,dipertengahan Desember ini. Namun masih nunggu adendum AMDAL dari KLHK…tapi rig sudah kita mobilisasi,” kata Deputi Operasional SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Senin (14/12/2020) di Jakarta.
Menurut dia,untuk pertama ini,pengeboran di blok Rokan pakai 2 (dua) rig hasil konversi dari workover.
Bor 150 Sumur
Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu bakal mengebor 150 sumur di Blok Rokan. Pengeboran dilaksanakan dalam dua tahap yang dimulai pada November 2020.
Arifin menyebut Chevron tidak bisa segera mengebor sumur di Blok Rokan sejak awal tahun ini karena pandemi corona.
“Covid-19 kan masih ada, pengeboan jadi dua tahap sebanyak 150 sumur,” ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (19/6/2020).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan target produksi dan program kerja pada tahun depan cukup menantang. Salah satunya terkait kepastian investasi Blok Rokan oleh Pertamina dan Chevron. Oleh karena itu, pihaknya berharap setidaknya ada pengeboran kurang lebih 200 sumur bor di Blok Rokan hingga 2021. Sehingga lifting minyak di blok tersebut bisa terjaga hingga tahun depan.
“Rokan ditargetkan pengeboran 200 sumur pada 2021,” ujar Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Kamis (18/6/2020)
CPI sudah menyiapkan anggaran sebesar US$ 152 juta untuk ngebor Blok Rokan mulai November 2020
mendatang. Hal ini disampaikan Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fataryani Abdurrahman.
“Total US$ 152 juta investasinya ini dihitung saat harga minyak tinggi. Mudah-mudahan dengan kondisi sekarang investasi bisa kurang,” paparnya dalam konferensi pers, Kamis, (17/04/2020).
Menurut Fatar, dari beberapa opsi yang sudah dibahas opsi yang diambil adalalah bussines to goverment. Sebelum transisi dengan PT Pertamina (Persero) 2021 mendatang CPI akan tetap melakukan investasi. Fatar mengatakan pada November 2020 ini mendatang pengeboran akan dilakukan untuk 11 sumur. Kemudian, tahun depan pengeboran dilanjutkan untuk 93 sumur plus 11 sumur dikonversi.
“Jadi 2020 impact 11 sumur bisa 3.000 barel per hari. Tahun 2021 prouksi sekitar 9.000 barel per hari. Apa itu cukup? Hanya sekitar 8.000-10.000 barel per hari itu sudah cukup membantu penurunan produksi di Rokan,” jelas Fatar di bulan April lalu.