Jakarta, Ruangenergi.com – Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, mengungkapkan, pada kegiatan Prioritas Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2022 pihaknya akan melakukan survei terkait keprospekan minyak dan gas bumi (Migas) di 4 empat lokasi.
Dalam paparannya di Ruang Sidang Komisi VII DPR-RI, Eko menyebut, Badan Geologi juga sudah merencanakan anggaran sebesar Rp 3,7 Miliar di 2022 untuk menghasilkan rekomendasi 4 Wilayah Kerja migas.
Adapun empat WK tersebut di antaranya :
- WK Pangkalanbun Selatan
- WK Rangkas (cekungan Bogor)
- WK Kuningan (cekungan Bogor)
- WK Cekungan Jawa Timur
Di mana, pada Kegiatan Prioritas Kementerian ESDM TA 2021, Badan Geologi juga telah melakukan survei keprospekan migas di 15 lokasi, dengan anggaran sebesar Rp 4,3 Miliar.
“Saat ini progress nya sudah mencapai 48%,” katanya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Senayan, Jakarta, (07/06).
Ia mengungkapkan, Indonesia sendiri memiliki sebanyak 68 cekungan migas yangbelum dibor, untuk itu, Badan Geologi rencana kegiatan survey eksplorasi hulu migas dengan melakukan screening parameter aspek geologi dan ketersediaan data dengan tiga metode, sebagai berikut :
Pertama, tanpa data seismik, kata Eko, Badan Geologi melakukan akuisisi data berbasis teknologi untuk eksplorasi migas, dan rencana tersebut telah dibatalkan untuk efisiensi anggaran.
Kedua, dengan sedikit data seismik, eko menjelaskan, pihaknya mengakuisisi data seismik 2D/PST, yang dilkaukan di lokasi Pangkalanbun Selatan dan Tomari.
Ketiga, dengan banyak data seismik, Badan Geologi melakukan studi G&G di lokasi Tomari dan Embatuh Selatan, mengahsilkan 4 rekomendasi WK, yakni Pembuang, Taliabu, Save-Rate, Sumatera Tengah.
Realisasi Anggaran 2021 dan Rencana Anggaran TA 2022
Sementara, realiasi anggaran belanja Badan Geologi untuk TA 2021 dari total sebesar Rp 767,86 Miliar, hingga 31 Mei 2021, yaitu sebesar Rp 68,436 M atau sekitar 9% untuk keperluan Belanja Modal; sebesar Rp 155,037 M atau sekitar 20% untuk keperluan Belanja Pegawai; dan sebesar Rp 544,384 M atau sekitar 71% untuk Belanja Barang.
“Yang terbesar adalah belanja barang untuk publik sekitar 71% atau sebesar Rp 544 M. Belanja pegawai untuk gaji dan tunjangan kinerja sekitar 20% atau sebesar Rp 155 M, dan belanja modal untuk investasi peralatan sekitar 9% atau sebesar Rp 68 M,” jelasnya.
Ia mengatakan, target bulan Mei 2021 sebesar 23,21% dan realisasinya hingga 31 Mei 2021 sebesar 28,91%, artinya ada deviasi positif sebesar 5,69%.
Lebih jauh ia mengemukakan, dalam Rencana APBN TA 2022 Badan Geologi terdapat penurunan yang signifikan yakni sekitar 48%, jika di 2021 Anggaran Badan Geologi sebesar Rp 767,6 M, di 2022 Anggaran Badan Geologi hanya sekitar Rp 368,8 M.
“Jika di 2021 Anggaran kami sebesar Rp 767,6 M setelah Re-Focussing adanya Pandemi Covid-19, kini Anggaran kami di 2022 sebesar Rp 368,8 M. Jadi ada penurunan sebesar 48% dari DIPA tahun 2021,” tuturnya.
Adapun total anggaran Badan Geologi TA 2022 di prioritaskan untuk kegiatan, sebagai berikut :
Pertama, Pengembangan Sistem Mitigasi Bencana Geologi untuk di 5 lokasi sebsar Ro 13,2 M. Kedua, Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Geologi untuk di 13 Peta sebesar Rp 1,6 M.
Ketiga, Pengembangan Pos Pengamatan Gunungapi, untuk di 4 Pos (Gunungapi Sinabung, Sumut; Merapi Kaliurang, D.I Yogyakarta; Arjuno Welirang, Jatim; dan Gunungapi Iya, NTT) sebesar Rp 7,8 M.
“Keempat, Inovasi Teknologi Kebencanaan Geologi sebesar Rp 2,3 M, dengan harapan agar kita tidak tergantung dengan alat luar. Dari anggaran tersebut dengan output untuk kegiatan Pengembangan Sistem Monitoring Gunung Api; Pengembangan Sistem Monitoring Gerakan Tanah; Menghasilkan pengembangan instrumental secara mandiri; dan Menghasilkan system power mendiri,” paparnya.
Kelima, Pengembangan Jaringan Pemantauan Air Tanah, untuk 5 Cekungan Air Tanah (CAT) sebesar Rp 9,5 M. Keenam, Pengelolaan Lingkungan dan Penetapan Ruang Berbasis Geologi, untuk 2 rekomendasi sebesar Rp 2,4 M.
Ketujuh, Penurunan Muka Tanah di Kawasan Pesisir Utara Pulau Jawa, untuk di 2 rekomendasi Kawasan Pantura Kota Surabaya dan Kabupateng Subang-Bekasi, sebesar Rp 1,2 M.
Kedelapan, Survei Keprospekan Sumber Daya Mineral, Batubara, Gambut, Gas Metana Batubara, dan Panas Bumi, untuk menghasilkan 14 Rekomendasi sebesar Rp 7,4 M.
Kesembilan, Pengembangan Pusat Informasi Geologi dan Penetapan Warisan Geologi di 1 lokasi (Pusat Informasi Geologi Ciletuh) dan 4 penetapan warisan geologi (Gorontalo, Tarakan, Sangkuriang, dan Bromo-Tengger-Semeru), sebesar RP 4,7 M.
“Serta, yang terakhir untuk Survei Keprospekan Migas untuk menghasilkan 4 rekomendasi Wilayah Kerja (WK Pangkalanbun Selatan; WK Rangkas, cekungan Bogor; WK Kuningan, cekungan Bogor; dan WK Cekungan Jatim, sebesar RP 3,7 M,” tandasnya.