Blok Rokan

SKK Migas Sampaikan EOR Masih Belum Ada Hasil

Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan hingga saat ini studi enhanced oil recovery (EOR) di lapangan migas masih bersifat pilot study.

Hingga saat ini belum ada hasil yang significant dari penerapan EOR yang ada di lapangan migas.

“Masih study semua untuk rencana pilot dan full scale. Nah hasilnya masih beberapa tahun ke depan ya,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Senin (14/06/2021) di Jakarta.

Julius menyampaikan jenis EOR yang dipakai sebagai pilot itu antara lain: water flooding, pakai chemical, huff and puff dengan surfactant.

Terpisah,Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wisnu Bahriansyah kepada ruangenergi.com beberapa waktu lalu menyampaikan EOR masih dalam studi GRR.

“Terkait dengan aktivitas EOR di lokasi operasi kami di wilayah Sukowati Field. EOR Sukowati saat ini masih dalam tahap study GGR. Dalam study ini akan dipelajari potensi EOR dan keekonomian project nantinya.Adapun terkait dengan biaya project saat ini belum final. Tahapannya yaitu didahului dari study GGR dan study lainnya, kemudian akan dilanjutkan dengan study FEED untuk menentukan kebutuhan surface facility yang dibutuhkan.Setelah tahapan tersebut dilalui itu bisa didapatkan estimasi biaya yang bersifat final yang kemudian digunakan untuk mendapatkan Final Investment Decision,” ujar Wisnu.

Dalam catatan ruangenergi.com,pemerintah melakukan pemetaan lapangan-lapangan migas yang akan dilakukan EOR untuk meningkatkan produksi migas. Saat ini terdapat 34 kandidat lapangan untuk EOR yang sebagian besar berlokasi di Indonesia bagian barat.

Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Minyak dan Bumi Tutuka Ariadji dalam Oil and Gas Stakeholder Gathering-Bimasena, Rabu (9/12/2020) lalu.

Ke 34 kandidat lapangan tersebut adalah Rantau, Bangko, Bekasap, Kulim, Balam South, Petani, Pematang, Zamrud, Beruk, Pedada, Pusak, Sago, Limau q51, Ramba, Belida, Melibur, Gemah, Makmur, Jirak, Kaji, Semoga, Iliran High, Rama, Krisna, Widuri, E-main, Zulu, MQ, Jatibarang, Mudi, Sukowati, Tanjung, Handil dan Gundih.

Tutuka memaparkan, EOR yang telah dilakukan di Lapangan Duri dengan teknologi injeksi uap (steam flood) membuat produksi dari lapangan tersebut lebih banyak dibandingkan lapangan konvensional. Teknologi yang dilakukan Chevron ini akan diteruskan oleh Pertamina Hulu Rokan dan diharapkan produksinya tidak turun karena me-manage steam flood tidak semudah yang dibayangkan.

Penerapan teknologi EOR, menurut Tutuka, perlu didukung oleh lembaga penelitian dan pengembangan.

“Back up research and development itu mutlak. Kalau ada riset dan development yang kuat, kita bisa kawal produksi migas. Industri migas itu perlu teknologi dan orang yang kompeten. Tidak ada kompromi soal itu,” tegasnya.

Selain steam flood, kegiatan EOR untuk lapangan migas dapat berupa penggunaan surfactan dan polymer, serta injeksi CO2.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan produksi migas melalui infill drilling/step out pada lapangan eksisting dan work over/well service, fasilitas permukaan dan injeksi air.

Selain itu dilakukan pula percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD pending, melakukan commercial exercise dengan split adjustment, tax incentive dan investment credit, serta monetisasi undeveloped discovery.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *