Mamit Setiawan

Rencana PLN Gunakan Teknologi CCUS pada PLTU, Ini kata Pengamat

Jakarta, Ruangenergi.com Rencana PT PLN (Persero) untuk mempensiunkan seluruh Pembangunan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di 2060 sepertinya tidak akan dilakukan. Pasalnya, PLN akan menggunakan teknologi Carbon Capture Ulitization and Storage (CCUS) untuk mengejar netral Carbon pada 2060 mendatang.

Meski demikian, PLN akan tetap mempensiunkan PLTU yang telah ‘tua’ sebesar 1 Giga Watt (GW) dari rencana awal sebesar 49 GW sampai 2056 mendatang. PLN berharap teknologi ini Dakan dapat diterapkan secara ekonomis dalam 15 tahun mendatang.

Menurut, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, teknologi CCUS berfungsi untuk mengurangi atau mereduksi CO2, sehingga emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dapat berkurang.

“Prinsip pertama teknologi CCUS ini menangkap CO2. Yang kedua adalah ditransformasikan ke dalam area penyimpanan di reservoir dan kemudian dapat dioptimalkan untuk penggunaan yang lain. Saat ini memang baru industri Migas yang bisa menggunakan Carbon CO2 tersebut untuk kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR),” katanya dalam sebuah wawancara dengan TV CNBC Indonesia, (02/08).

 

 

Ia berharap, teknologi CCUS ini ke depan dapat lebih ekonomis. Sebab, kata Mamit, untuk membangun teknologi CCUS ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

Dia mengambil contoh, di Kanada, mereka membutuhkan biaya sebesar US$ 1,5 Triliun. Ini sangat besar sekali biaya tersebut, tetapi mereka bisa mengoptimalisasikan atau menangkap CO2 sebesar 1 juta ton per tahun.

“Saya kira dengan biaya besar tersebut saat ini teknologi CCUS menjadi kurang ekonomis untuk pembangkit listrik. Rencana PLN untuk tidak mempensiunkan PLTU akan menjadi beban sendiri, karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan hal ini nantinya akan membebankan masyarakat juga karena dengan adanya penambahan teknologi dimungkinkan biaya listrik akan mengalami kenaikan,” bebernya.

“Saya kira teman-teman di PLN sudah memiliki road map sendiri untuk mempensiunkan PLTU di 2060 dengan target zero emission. Dengan teknologi CCUS ini tidak terlalu ekonomis untuk dikembangkan, kecuali ada teknologi-teknologi baru yang bisa membuat teknologi CCUS ini menjadi lebih murah. Karena biaya yang paling mahal adalah biaya bagaimana kita menangkap carbon tersebut,” sambung Mamit.

Ia mengungkapkan, teknologi CCUS ini di beberapa negara sudah diterapkan. Akan tetapi tidak untuk pembangkit listrik, melainkan untuk industri hulu migas. Di mana teknologi CCUS ini dapat kembali di injeksikan ke dalam reservoar dalam rangka untuk meningkatkan produksi migas.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *