Hilirisasi Mineral dan Logam Tanah Jarang Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Dr. Ir. As Natio Lasman menghadiri dan menjadi salah satu narasumber dalam acara Round Table Discussion (RDT) dengan judul Hilirisasi Mineral dan Logam Tanah Jarang Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan secara daring oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada masukan, saran sekaligus pengayaan data maupun fakta sebagai bahan penyempurnaan naskah kajian yang akan disampaikan kepada Presiden RI.

Dalam pembukaan Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan yang mewakili Gubernur Lemhannas RI menyampaikan Indonesia memiliki sumber kekayaan alam yang besar dengan kondisi geografis Indonesia yang terletak di jalur ring of fire memperkaya potensi keberadaan mineral dan Logam Tanah Jarang (LTJ). Kekayaan alam ini diharapkan dapat dikelola sedemikian rupa sehingga dapat memakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UUD Tahun 1945.

Dr. As Natio Lasman memaparkan mengenai peranan LTJ dalam konstruksi industri dan energi nasional selaras dengan solusi/program strategis Grand Strategis Energi yang pertama mempercepat pemanfaatan pembangkit EBT sebesar 38 GW tahun 2035 (PLTS dan EBT lainnya), lalu meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, dan membangun transmisi dan distribusi listrik, smart grid, off grid dan PLTN sesaui kebutuhan serta pembentukan Nuclear Energy Programmme Implementing Organitation (NEPIO).

Di dalam Draft Renstra DEN 2021-2025 upaya mencapai target Bauran Energi 23% pada tahun 2025 didorong dengan memastikan pemanfaatan antara lain sel surya dan kendaraan listrik. Demikian juga dengan material PLTB dan ini menandakan bahwa peranan LTJ makin menguat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif yang merupakan salah satu narasumber acara RDT ini juga menyampaikan mengenai rencana aksi percepatan pembanguann fasilitasi pemurnian mineral antara lain melakukan fasilitasi terhadap pembangunan smelter dengan menyusun program Quick Win dengan mekanisme Market Sounding, kemudian perusahaan smelter dapat melakukan perubahan kurva-S rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hingga tahun 2023 (Permen ESDM No.17 Tahun 2020), membantu memfasilitasi pendaan proyek pembanguann fasilitas pemurnian, membantu memfasilitasi Proyek Smelter mendapatkan status PSN (Proyek Strategis Nasional) dan membantu memfasilitasi suplai listrik dari PLN.

Arifin juga memaparkan mengenai rencana aksi untuk dapat menyelidiki potensi mineral LTJ (2021-2024) dimana dibagi menjadi tiga, yakni rutin penemuan daerah prospek baru dan peningkatan status sumber daya melalui eksplorasi sistematis dan rinci, kemudian untuk rencana jangka pendek-menengah yakni daerah potensi LTJ sebagai mineral ikutan pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan usulan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) LTJ dan yang terakhir rencana jangka panjang yaitu eksplorasi sumber daya terukur/cadangan LTJ pada Daerah prospek/indikasi yang ada pada WIUP dan penetapan usulan WIUP.

Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian LHK, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc., yang juga menjadi narasumber memberikan statement bahwa kebijakan tata kelola kehutanan dan lingkungan hidup untuk mendukung percepatan hilirisasi mineral ini sudah menjadi dukungan KLHK terhadap pembanguan sektor energi dan kelestarian hidup tetap terjaga.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memaparkan tentang Teknologi Terapan Hilirisasi Mineral Strategis dan LTJ yang Efisien dan Strategi Hilirisasi LTJ dalam Kerangka Kemandirian Teknologi Hilirisasi Dalam Negeri.

“BRIN akan merancang proses dan model bisnis baru untuk mendukung para pelaku usaha terkait LTJ sehingga dapat memberikan solusi riil bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan industri berbasis LTJ”, ujar Laksana.

Dalam penutup Dr. As Natio menyampaikan negara Indonesia dikaruniai dengan berbagai ragam sumber daya mineral, baik yang ada di darat maupun di laut dan kelemahan yang ada saat ini adalah dalam hal eksplorasi, eksploitasi dan ekstrasi material, maka perlu menugaskan SDM untuk belajar dan bekerja pada industri-indusri tersebut pada negara-negara maju.