SKK Migas

Genjot Investasi Hulu Migas, SKK Migas Teken MOU dengan Pemerintah Surakarta

Surakarta, Ruangenergi.comSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut industri hulu minyak dan gas bumi (migas) memiliki peranan yang cukup signifikan dalam memberikan kebutuhan energi di Indonesia.

Dalam acara penandatanganan Memorandum of understanding (MoU) Pemerintah Surakarta dengan SKK Migas, Petrotekno, Bukalapak dan Bank Mandiri di Surakarta, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa kebutuhan gas bumi pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat 3 kali lipat, dan gas bumi akan menjadi energi transisi saat ini yang tengah dikembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Indonesia berani dengan tegas target produksi naik 1 juta barel di tahun 2030 dan gas 12 BSCFD. Kami tertarik bawa teknologi migas ini kerjasama dengan Tekno Park di Surakarta. Kami melihat bisa dikembangkan di masa yang akan datang,” ujar Dwi, (17/09).Pemkab Surakarta

Menurutnya, iklim investasi di sektor hulu migas terus bergerak, SKK Migas mencatat bahwa penerimaan negara dari insentif hulu migas telah mencapai US$ 2,9 miliar (Rp41 triliun) pada periode Januari sampai Agustus 2021.

Ia menjelaskan, pemberian insentif hulu migas ini juga mendongkrak realisasi investasi pengeboran dan fasilitas produksi sebesar US$ 3,5 miliar (Rp50 triliun), sekaligus meningkatkan pendapatan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) sebesar US$ 1,5 miliar (Rp21,75 triliun).

Untuk itu, pihaknya bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM terus mengkaji insentif-insentif lain yang bisa diberikan untuk mendorong kinerja industri hulu migas yang lebih baik di masa depan melalui Undang-Undang nomor 2 tahun 2020 mengenai perpajakan.

Di mana, dalam UU No 2/2020 ini pemerintah memberikan relaksasi penurunan pajak penghasilan (PPh) Badan dari 25% menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan 2021. Kemudian menjadi 20% mulai tahun 2022.

“UU nomor 2 tahun 2020 mengenai perpajakan Insya Allah, akan lebih menarik. Mestinya pemberian insentif diberikan per blok-blok migas, sebab tingkat keekonomiannya kan berbeda-beda,” imbuhnya.

Genjot Program Pengeboran

Selain itu, Dwi menjelaskan, upaya mencspai target produksi migas nasional, SKK Migas akan mendorong pelaksanaan drilling yang dilakukan oleh KKKS.

“Saya melihat gambaran mengenai kemauan KKKS untuk ngebor mulai meningkat,” terangnya.

Ia mengatakan, kalau tahun lalu itu ngebor hanya 240 sumur dengan investasi sebesar US$ 10 miliar dan tahun ini kita harapkan naik sekitar 550-600 sumur dan investasi bakal naik lagi sebesar US$ 12 Miliar akan tercapai.

“Triwulan satu 2021 ngebornya hanya sekitar 20-30 sumur, bulan ini sekitar 50 sumur dan September ini ditargetkan sekitar 55 sumur dan bulan depan ditargetkan sekitar 70-an sumur. Tahun depan dengan target 800-an sumur, kita harus ngebor per bulan itu sekitar 70-80 sumur, syaratnya kita perbaiki apa yang terjadi tahun ini dengan menyiapkan segala sesuatunya di triwulan keempat,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *