pekerja

Menyiapkan Talenta SDM Indonesia Untuk Menjawab Tantangan Industri Migas dan Transisi Energi

Jakarta, Ruangenergi.com – Perubahan iklim adalah problematika yang nyata dan harus dijawab melalui penggunaan dan eksploitasi energi yang lebih ramah lingkungan secara berkelanjutan. Di waktu yang sama, kebutuhan energi nasional Indonesia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan populasi penduduk.

Minyak dan gas diperkirakan masih akan memberikan kontribusi penting di masa depan, akan tetapi diperlukan keseimbangan yang membuat industri ini harus dikelola secara lebih efisien dan ramah lingkungan, (17/09/2021).

Produksi minyak nasional menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh produksi yang mayoritas ditopang oleh lapangan-lapangan yang sudah menua dan telah memasuki fase declining. Gap antara kebutuhan energi dan produksi minyak ini tentunya perlu untuk segera dicarikan solusinya agar stabilitas dan ketahanan energi nasional dapat terjaga.

Perubahan landscape yang tengah terjadi ini perlu dijawab dengan pendekatan-pendekatan baru yang kreatif, inovatif dan terintegrasi. Sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten merupakan kunci penting untuk mengantarkan industri migas Indonesia melewati semua tantangan yang dihadapi.

IATMI

Tantangan yang semakin kompleks, dan ditambah dengan ketidakpastian bisnis akibat volatilitas harga minyak dunia, dampak pandemi COVID-19, serta transisi energi yang sedang berlangsung, menuntut SDM handal yang mampu menciptakan solusi secara cepat dan tepat, serta mampu beradaptasi mengikuti dinamika bisnis yang terjadi.

Oleh karena itu, pengembangan SDM yang berkesinambungan merupakan pondasi penting untuk menopang performa perusahaan migas.

Pengembangan SDM merupakan proses yang berkesinambungan, dan pada umumnya memerlukan waktu yang tidak singkat. Hal ini sering kali menyebabkan upaya pengembangan SDM tertutupi oleh prioritas-prioritas lain yang sifatnya lebih jangka pendek. Dengan semakin kompleksnya tantangan yang akan dihadapi di masa depan, kondisi tersebut perlu diubah.

Perusahaan migas perlu meletakkan pengembangan SDM sebagai salah satu prioritas yang tidak kalah penting dibandingkan dengan upaya pemenuhan target produksi atau penurunan biaya operasi.

Program pengembangan SDM yang terstruktur dan inovatif telah diimplementasikan di salah satu perusahaan migas nasional. Program tersebut bertumpu pada empat pilar pengembangan kompetensi, yaitu formal training, mentoring, dynamic job assignment, dan dilengkapi dengan community-baseddevelopment.

Di samping berhasil meningkatkan kompetensi pekerja secara kolektif, program tersebut juga terbukti dapat menumbuhkan kebanggaan dan keterikatan setiap pekerja terhadap profesi yang dijalani.

Formal Training

Pilar yang pertama adalah formal training, sebuah pendekatan klasik dimana perusahaan mempersiapkan program pelatihan untuk diikuti oleh pekerja. Sebuah panduan dibuat oleh perusahaan yang berisikan daftar training yang diperlukan oleh masing-masing bidang profesi pada tiap tingkatan.

Dalam menyusun panduan ini, perlu dipertimbangkan untuk dapat memasukan topik training yang bersifat cross-discipline. Hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk membentuk SDM yang memiliki kemampuan penyelesaian masalah secara terintegrasi.

Penting bagi perusahaan untuk memiliki sebuah sistem yang dapat memonitor training yang telah dan akan diikuti oleh masing-masing pekerja. Pekerja-pekerja yang memiliki keterampilan tertentu perlu didorong untuk aktif berperan sebagai trainer dimana hal ini akan mendatangkan benefit ganda karena peserta akan mendapatkan materi training yang relevan dengan kondisi aktual di lapangan, dan trainer mendapatkan pengalaman mengajar.

Selama periode Januari sampai Juli 2021, perusahaan telah melaksanakan sebanyak 40 formal training yang melibatkan 45 trainer dari internal perusahaan dan lebih dari 1,700 peserta.

Mentoring

Program mentoring ditujukan untuk mempercepat proses transfer pengetahuan dan pengalaman antar pekerja. Dalam durasi tertentu, pasangan mentor-mentee terpilih akan mengerjakan proyek-proyek nyata yang dapat memberikan added value bagi perusahaan.

Program ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas softskill mentee dalam hal kemampuan menyiapkan dan melakukan presentasi, serta meningkatkan kapasitas mentor dalam melakukan transfer ilmu. Di salah satu anak perusahaan, program ini dipantau melalui progress report rutin, presentasi mid-term, dan diakhiri dengan presentasi final dihadapan top management.

IATMI

 

Dynamic Job Assignment

Penerapan dynamic job assignment dapat memberikan pekerja eksposur terhadap jenis pekerjaan yang bervariasi. Di salah satu anak perusahaan, seorang pekerja akan mendapatkan penugasan di tim yang berbeda setiap dua atau tiga tahun.

Oleh karena setiap tim memiliki keunikannya masing-masing, pekerja akan terpacu untuk mempelajari hal baru secara cepat sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru dalam waktu singkat.

Hal ini memerlukan komitmen kuat dari setiap stakeholder di perusahaan; pekerja diharapkan mampu beradaptasi dan belajar dengan cepat, atasan harus menyiapkan rencana perputaran orang secara lebih intensif dan menyediakan waktu tambahan untuk melakukan bimbingan dan supervisi.

Walaupun diperlukan usaha lebih dalam pelaksanaannya, dynamic job assignment dipercaya menjadi salah satu kontributor terbesar dalam proses pengembangan kompetensi pekerja.

Community-Based Development

Community-based development, atau pengembangan kompetensi berbasis komunitas, dilaksanakan melalui pembentukan komunitas untuk masing-masing bidang keprofesian.

Beberapa komunitas yang telah terbentuk antara lain; SCOPE (komunitas reservoir & production), NewEdge (komunitas geologi dan geofisika), CABIN (komunitas drilling & well intervention), PRIME (komunitas project engineering & management), dan NEW CORNER (komunitas material & corrosion engineering). Beberapa komunitas untuk bidang keprofesian yang lain akan dibentuk dalam waktu dekat.

 

Komunitas-komunitas tersebut berperan sebagai media bagi para anggotanya untuk mengembangkan kompetensi dan network. Di bawah pengawasan steering committee, para anggota diberikan kesempatan untuk belajar dan berinovasi secara mandiri melalui program-program yang dikoordinasikan oleh panitia pelaksana.

Sebagai contoh, salah satu komunitas berhasil mendatangkan beberapa pembicara penting (seperti presiden Society of Petroleum Engineers International, pimpinan perusahaan migas, perusahaan penyedia jasa, hingga perusahaan teknologi dan e-commerce) untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para anggotanya.

Komunitas yang lain berhasil mengadakan workshop mengenai machine learning untuk memperkaya pengetahuan para anggotanya dengan perkembangan teknologi digital terkini. Kunjungan lapangan, pembuatan buletin, dan pengadaan training singkat merupakan beberapa contoh program lain yang telah dijalankan oleh komunitas.

Sebuah survei telah diadakan untuk mengukur tingkat manfaat komunitas bagi para anggotanya. Survei yang melibatkan 86% dari jumlah anggota komunitas ini menunjukkan bahwa 87% responden mendapatkan manfaat berupa peningkatan kompetensi teknis, dan 83% responden merasakan peningkatan pada kompetensi leadership. Hampir semua responden setuju bahwa keberadaan komunitas memberikan manfaat bagi pengembangan kompetensi dan networking.

Di samping itu, sebanyak 87% responden beranggapan bahwa komunitas turut berperan dalam menumbuhkan kebanggaan terhadap profesi yang dijalani.

Pengembangan kompetensi berbasis komunitas ini merupakan solusi bottom-up yang sangat efisien untuk pengembangan SDM di organisasi berukuran besar. Tenaga profesional human resources dan supervisor yang ada di perusahaan jumlahnya terbatas untuk melakukan pengembangan SDM hanya melalui pendekatan klasik; formal training, mentoring, dan dynamic job assignment.

Komunitas yang dapat mengembangkan dirinya secara independen akan mempunyai kemampuan kolektif yang besar dan membuat perubahan budaya belajar dan inovasi yang kuat. Perubahan budaya yang didorong oleh komunitas yang berjumlah besar akan memberikan dampak positif kepada perusahaan secara luas dan cepat.

Empat Pilar Pengembangan Kompetensi

Empat pilar pengembangan kompetensi yang merupakan kombinasi dari tiga metode klasik (formal training, mentoring, dan dynamic job assignment) dan didukung dengan competency-based development telah menjadi landasan kuat dalam proses pengembangan SDM di salah satu perusahaan migas nasional.

Kehadiran community-based development terbukti tidak hanya bermanfaat dalam mengembangkan kompetensi anggotanya, namun juga berperan dalam menumbuhkan kebanggaan terhadap profesi dan keterikatan dengan perusahaan.

Ide-ide inovatif sering kali datang dari mereka yang memiliki kebanggaan dan keterikatan terhadap apa yang dikerjakan.
Terkadang kita tidak sedang kehabisan minyak, tetapi hanya kehabisan ide untuk menemukannya.

Melalui program pengembangan SDM yang solid, diharapkan akan bermunculan ide-ide baru yang inovatif untuk meningkatkan produksi demi tercapainya target produksi migas nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan terciptanya roadmap yang jelas mengenai transisi energi menuju penggunaan sumberdaya alam yang lebih ramah lingkungan.

Oleh, Henricus Herwin, Hermawan, Eko Yudhi Purwanto (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia – IATMI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *