Anggota DEN Satya Widya Yudha

Anggota DEN Beberkan Potensi EBT di Indonesia dan Kontribusi Penurunan Emisi Karbon

Jakarta, Ruangenergi.comDewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan bahwa energi mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam penurunan emisi karbon di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan oleh Anggota DEN, Satya Widya Yudha ketika menjadi pembicara pada Renewable Energy Seminar secara virtual dengan tema Indonesia’s Renewable Energy Potential In The Agenda Of The Sustainable Development Goals yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Seksi Mahasiswa Universitas Trisakti.

Menurutnya, target reduksi emisi karbon di tahun 2030 adalah sebesar 314,03 juta ton CO2e. Langkah inisiatif Indonesia untuk mencapai target tersebut adalah mempercepat peningkatan teknologi inovatif serta memobilisasi pembiayaan yang cukup untuk melaksanakan program-program pemerintah.

“Kemandirian dan ketahanan energi dapat dicapai dengan menjadikan energi sebagai modal pembangunan. Tersedianya sumber energi dari dalam negeri adalah untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri dan pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri,” katanya.

Ia menambahkan, pemanfaatan energi juga harus dioptimalkan untuk pembangunan ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah di dalam negeri, dan penyerapan tenaga kerja.

Dia menuturkan, kontribusi EBT tahun 2020 pada bauran energi nasional mencapai 11,20 persen. Pengembangan variable renewable energy (VRE) seperti energi surya dan angin perlu ditingkatkan agar target EBT tahun 2025 adalah 23% dan 31% di tahun 2050 dapat tercapai. Potensi EBT di Indonesia yang besar dapat menjadi modal ketahanan energi nasional.

“Peran pemerintah pusat dalam pencapaian target EBT adalah mendorong peningkatan porsi biodiesel dan bioethanol dalam kandungan bahan bakar minyak (BBM) serta mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik. Sedangkan peran BUMN dan swasta adalah mendorong pembangunan pembangkit berbasis EBT skala besar. Sementara peran pemerintah daerah adalah mengembangkan potensi EBT skala kecil untuk daerah 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal) dan perbatasan,” tutur Satya.

Sementara, Windri Aji Brata menyampaikan prioritas pengembangan energi nasional haruslah memaksimalkan penggunaan EBT, meminimalkan penggunaan minyak bumi, mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional, dan memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *