Dirut PT PGN Saka

Harmoni Kehidupan, PGN Saka Turunkan Emisi Karbon Lewat Program Mangrove Binaannya

Jakarta, Ruangenergi.com Anak Perusahaan Pertamina Subholding Gas PT PGN Tbk, PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara yang berhasil menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui pengembangan Mangrove.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Utama PT Saka Energi, Avep Disasmita, saat ditemui dalam acara Forum Kapasitas Nasional 2021, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, yang digelar 21-22 Oktober 2021.

Ia menambahkan, PGN Saka yang memiliki 10 Asset hulu migas, 9 diantaranya berada di Indonesia dan 1 Asset di luar negeri, ini sangat konsen terhadap aspek lingkungan dan kehidupan masyarakat.

“Saka salah satu perusahaan yang berhasil mengembangkan kawasan mangrove di Desa Banyu Urip. Dari mulai dari tahap penanaman dan menjaga ekosistem binatang-binatang langka dan saat ini sudah menjadi kawasan wisata mangrove di Desa Banyu Urip,” ungkapnya saat berbincang dengan Ruangenergi.com, (22/10).

Program Mangrove

Avep mengatakan, dengan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi wilayah operasi PGN Saka, secara harmoni, masyarakat diajak untuk bersama-sama menjaga aset PGN Saka yang merupakan Objek Vital Nasional (Obvitnas).

“Yang paling terpenting adalah prinsip kita hidup secara harmoni. Artinya masyarakat itu support kita, kita saling mendukung, sehingga mereka sama-sama merasa saling memiliki, bahwa ini objek vital yang memberikan energi untuk bangsa dan mereka (masyarakat) sama-sama memberikan kontribusinya,” terangnya.

Dirut PGN Saka

“Kita berdayakan produk lokal, masyarakat lokal, sehingga itu sangat berguna untuk masyarakat yang tinggal di sekitar operasional kita,” sambung Avep.

Seperti diketahui bahwa PGN Saka Indonesia merupakan anak usaha PT PGN, dan PGN merupakan Subholding Pertamina Gas, ini memiliki visi yaitu menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas independen terdepan di Indonesia. Sementara misinya yakni Portofolio aset yang seimbang, Sinergi dengan Grup PGN, Menjadi operator untuk aset-aset, minyak dan gas yang strategis (baik konvensional maupun non konvensional).

“PGN Saka bekerjasama secara erat dengan PGN, untuk memperoleh, mengeksplorasi dan mengembangkan sumber daya gas alam dan melengkapi peran PGN sebagai perusahaan tunggal midstream gas di Indonesia,” imbuhnya.

PGN Saka juga sudah menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang ke pembangkit listrik PT PLN (Persero) Tambak Lorok, Jawa Tengah. Produksi gas dari Lapangan Kepodang, Blok Muriah ini diperkirakan sekitar 10-20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Ia menjelaskan, pengaliran gas bumi Lapangan Kepodang ke pembangkit listrik Tambak Lorok, direncanakan dilakukan dengan skema perjanjian jual beli gas (PJBG) antara PGN dan PLN.

“Alhamdulillah, setelah pengalihan operatorship dari Petronas, kita sudah berproduksi sebesar 10-20 mmcfd yang di salurkan ke pembangkit listrik di Tambak Lorok.Satu hal yang menjadi prestasi adalah setelah pengalihan tersebut tampak Lapangan Kepodang dapat beroperasi dengan sangat effisien,” tutur Avep.

PSC Muriah Lapangan Kepodang yang berlokasi di sekitar 180 KM Timur Laut Kota Semarang,Ibukota Provinsi Jawa Tengah, pada kedalaman laut 60-70 meter dengan luas area sekita 2,788 KM per segi.

Ia kembali mengatakan, PGN Saka berhasil mencatatkan penambahan produksi hidrokarbon sebesar 7.300 barel oil equivalent per day (boepd) dari​ Blok Pangkah. Dengan tambahan produksi ini maka kini jumlah produksi Blok Pangkah mencapai 13.000 boepd.

Avep menerangkan, produksi Lapangan Pangkah tersebut dilakukan lewat pengeboran 3 sumur di lapangan West Pangkah yaitu WPA 1,2 dan 3 dan 1 sumur re-entry (SID-4V) di lapangan Sidayu. Saat ini Program pemboran di Lapangan Sidayu masih berlanjut ke re-entry Sidayu-3ST yang diharapkan dapat menambah lagi sekitar 1000 BOEPD.

“Pengembangan baru di Sumur Sidayu 4V, PGN Saka juga menerapkan teknologi baru pada pengembangan Lapangan Sidayu dengan teknologi Casing Reconnection Metal To Metal pada SID-4V Re-entry yang berjalan aman dan lancar. Hal ini merupakan pencapaian yang cukup membanggakan karena PGN Saka merupakan perusahaan nasional Indonesia pertama Se-Asia Pasifik yang mengimplementasikan teknologi tersebut,” paparnya kembali.

PGN Saka

Lebih jauh, ia menjelaskan, kegiatan first drilling dilakukan pada re-entry Sumur Sidayu-4V pada pertengahan Juli 2021 dengan tetap mengedepankan aspek HSSE (Health, Safety, Security, and Environmental).

Selain itu, upaya meningkatkan TDKN, jelas Avep, PGN Saka juga menggandeng perusahaan lokal untuk men-support service dan material yang dibutuhkan olehnya.

“Seperti CV Nangkano Karya Pratama yang sudah mulai bergerak dari 2006, dan Alhamdulillah, sudah memberikan support-nya kepada PGN Saka, peralatan-peralatan yang mungkin dari segi rating pressure rendah, bisa diproduksi di lokal seperti men-support seal dan lainnya,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *