Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum menerima pemberitahuan resmi baik dari Conocophillips maupun Medco Energi atas aksi koorporasi yang dilakukan terkait akuisisi kepemilikan saham di blok Corridor.
Semestinya,pasca akuisisi maka korporasi wajib menyampaikan pemberitahuan kepada otoritas yakni SKK Migas,Dirjen Migas dan Kementerian ESDM.
“Ini kami lagi tunggu surat resmi dari mereka terkait bentuk skema transaksinya yang ada di media itu seperti apa.Ada skema yang perlu persetujuan MESDM, ada skema yang cukup pemberitahuan,” kata Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara kepada ruangenergi.com,Jumat (10/12/2021) di Jakarta.
Benny menambahkan,kalau dari sisi operasional blok Corridor sekarang dan kedepannya tidak terpengaruh dengan hengkangnya Cophi di sana.
“Sayang aja.. IOC besar sudah makin dikit beroperasi di Indonesia.. mungkin ini impact energy transisi, makin terbatas alokasi kapital, pilihan portofolio jadi sangat selektif. Kalau dari sisi operasional blok Corridor sekarang dan kedepannya sich nggak terpengaruh dengan hengkangnya Cophi,” tutur Benny dengan raut wajah sedih.
Melansir halaman pengumuman resmi ConocoPhillips,dijelaskan bahwa ConocoPhillips (NYSE: COP) mengumumkan dua transaksi yang dimaksudkan untuk meningkatkan segmen penting Asia-Pasifik dari portofolio globalnya yang beragam.
Perusahaan mengumumkan telah menandatangani perjanjian untuk menjual anak perusahaan yang secara tidak langsung memiliki 54% saham perusahaan di Indonesia Corridor Block Production Sharing Contract (PSC) dan 35% kepemilikan saham di Transasia Pipeline Company.
Penjualan ke MedcoEnergi seharga $1,355 miliar tunduk pada penyesuaian biasa dan diharapkan akan ditutup pada awal 2022, dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Aset Indonesia yang dijual menghasilkan sekitar 50 ribu barel setara minyak per hari (MBOED) untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2021, dan memiliki cadangan terbukti akhir tahun 2020 sekitar 85 juta barel setara minyak. Tanggal efektif transaksi adalah 1 Januari 2021.