Lokal Hero Pongkor, dari Gembong Gurandil Kini jadi Pelopor Pelestari Alam

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Bogor, ruangenergi- VP CSR & HC UBP Emas  Antam, Ridho Anggoro mengatakan, kerja keras PT Antam Pongkor menyadarkan dan mengajak gembong gurandil pelaku penambangan emas liar ‘ Bang Willy’ di desa Bantar Karet untuk kembali ke jalan yang bermanfaat membuahkan hasil. Setelah berjuang mrmberikan edukasi hampir selama 3 tahun, tokoh masyarakat ini kini bisa menebarkan kebaikan untuk banyak orang.

Alhamdulillah, tokoh-tokoh pelaku penambangan emas liar sekarang telah menjadi agen perubahan dan menjadi penggerak ekonomi masyaraka di Bantar Karet, Nanggung  Kabupaten Bogor”, kata Ridho Anggoro di Kantor UBPE Pongkor kepada media, Rabu(15/12/21)

Ditemui saat media visit di UPBE Pongkor, Willy menceritakan kisah kelammlnya kepada awak media proses mendapatkan hidayah menjadi manusia yang bermanfaat untuk warga Bantar Karet.

” Sebagai gembong yang membawahi 70.000 gurandil dulu penghasilan saya bisa 2 miliar per bulan”, ujar Willy

Penambang liar emas di Gunung Pongkor, kata Willy mulai marak terjadi pada tahun 1990. Dari Sabang sampai Merauke pelakunya ada di Desa Bantar Karet. Makanya tak heran jumlahnya sangat fantastis hampir 70.000 penambang liar.

” Waktu itu, rasa kemanusian, budaya dan kearifan lokal hampir tidak ada disini. Semua bebas berbuat kejahatan dari mulai pelacuran, judi dan narkoba bebas dilakukan”, jelasnya

Willy menambahkan, dengan pelaku penambangan liar yang banyak setiap hari sebanyak 160 kg sianida digunakan sehingga mencemari sungai ciguha. Ini semua berdampak pada pencemaran dan kerusakan ekologi, akibatnya, masyarakat tidak dapat bercocok tanam, memelihara ternak dan ikan.

” Air sungai Ciguha waktu itu warnanya hitam kecoklatan karena mengandung sianida. Saya sangat sedih melihat semua ini”, kenangnya

Bang Willy memberikan penjelasan kepada media ditempat pemeliharaan ikan sungai ciguha, Pongkor(15/12/21)

Titik balik kesadaran Willy mulai terbuka paska operasi besar-besaran oleh Mabes Polri pada tahun 2005. Semua pelaku penambangan liar emas diberantas sampai bersih.

Setelah semua pelaku gurandil yang datang dari Aceh sampai Papua kembali mereka meninggalkan warisan kerusakan alam yang luar biasa.

Ditengah kegalauannya melihat kondisi desa Bantar Karet yang hancur, kesadarannya timbul untuk kembali membangun tempat kelahirannya.

“Mulai tahun 2012, bersama- sama masyarakat saya membangun desa bantar karet dengan menata kembali hutan rusak, menormalkan air sungai agar bisa bermanfaat lagi”, kata Willy

Berkat bantuan Tim CSR dari PT Antam Pongkor yang berkelanjutan, kini kerusakan alam dapat diatasi dan sungai Ciguha kembali bebas dari pencemaran sianida.

” Sekarang masyarakat dapat kembali bertani, beternak ayam, kambing dan memelihara ikan. Selain itu, Ciguha Park River juga jadi daerah wisata yang dapat dikunjungi oleh warga dari luar kota Bogor”, tutup Willy