Energy Watch Apresiasi Atas Capaian Kinerja PT Timah Tbk, Raup Keuntungan Rp612 Miliar

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan apresiasi capaian kinerja PT Timah Tbk yang menorehkan keuntungan bersih sebesar Rp 612 M atau naik sebesar 340% YoY 2020.

Meskipun ditengah kondisi yang cukup sulit dimana masih terdampak pandemi covid 19, PT Timah mampu membalikan keadaan jika dibandingan tahun 2020.

“Keberhasilan ini ditopang dengan naiknya harga komoditas dipasar international sama dengan komoditas lain seperti batu bara, nikel, minyak mentah yang terus bergerak naik. Kenaikan harga ini tidak lepas dari mulai tumbuhnya industri secara global terutama manufaktur yang menggunakan timah sebagai material mereka,”kata Mamit Setiawan dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Jumat (24/12/2021) di Jakarta.

Mamit mengapresiasi PT Timah melalui anak perusahaanya yaitu PT Timah Industri yang ternyata sudah terdepan dalam kegiatan hilirisasi dari material timah.

“Timah Industri telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, China, Taiwan dan beberapa negara Eropa,” tutur Mamit.

Dalam catatan ruangenergi.com,PT Timah Tbk melaporkan bahwa sampai dengan kuartal III tahun 2021 Perseroan mampu merealisasikan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp612 miliar atau melesat 340% (9M20: rugi Rp255 miliar).

Perseroan juga mencatat peningkatan profitabilitas yang signifikan dengan capaian EBITDA sebesar Rp1.813
miliar atau naik 108% (9M20: Rp870 miliar) dan EBITDA margin sebesar 18,7% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 7,3%.

Produksi bijih timah pada 9M21 mencapai 17.929 ton atau turun 48% (9M20: 34.614 ton), dimana sebesar 44% berasal dari penambangan darat, dan 56% berasal dari penambangan laut. Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 metrik ton atau turun 49% (9M20: 37.588 metrik ton). Penurunan produksi bijih timah ini masih terkait dengan adanya pandemi covid-19 dan dinamika penambangan bijih timah di darat.

Penjualan logam timah pada 9M21 mencapai 19.059 metrik ton atau turun 58% (9M20: 45.548 metrik ton). Meskipun volume penjualan menurun, Perseroan mencatatkan harga jual rerata logam timah pada 9M21 sebesar USD30.158 per metrik ton atau naik secara signifikan sekitar 79% (9M20: USD16.832 per metrik ton)