Blok Rokan Bisa Mengalahkan Blok Cepu

Pekanbaru,ruangenergi.com-Ada yang menarik disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat berkunjung ke fasilitas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) War Room pada Selasa (04/01/2022) di Rumbai, Pekanbaru,Provinsi Riau.

Pak Cip-sapaan akrab Dwi Soetjipto-menyampaikan bahwa PHR membutuhkan penyediaan barang dan jasa pendukung secara tepat waktu, penyiapan lahan, dan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait, baik itu pemda maupun masyarakat sekitar.

Selain itu, PHR berupaya menjaga base production, menjaga keandalan fasilitas dan peralatan operasi, meningkatkan kapasitas fasilitas untuk menyesuaikan dengan peningkatan produksi, menjajaki teknologi baru serta mengembangkan migas non konvesional untuk mengoptimalkan produksi dari WK Rokan.

“Kami mendukung sepenuhnya perjuangan para perwira PHR untuk merealisasikan apa-apa yang telah direncanakan untuk meningkatkan produksi minyak di blok ini”, kata Dwi Soetjipto.

Dwi mengatakan telah disaksikan bersama New Rokan, pengelolaan blok Rokan oleh anak bangsa sehingga blok yang bagus ini dapat menjadi harapan Indonesia untuk menjadi tulang punggung pencapaian produksi 1 juta barrel di tahun 2030.

Dwi berpesan kepada jajaran manajemen PHR, yakni pelaksanaan enhanced oil recovery  (EOR) dan pengembangan migas non konvensional (MNK) segera diwujudkan produksinya.Keduanya adalah tulang punggung bagi peningkatan migas dimasa mendatang.

“Setelah tertunda diakhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, kami harap diawal tahun 2021 segera mendapatkan POD EOR. Kemudian terkait MNK, kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada PHR sehingga di tahun ini akan ada pengeboran 2 sumur MNK. Keberhasilan EOR dan MNK di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang”, tutur Dwi disaksikan Direktur Pengembangan Subholding Upstream Pertamina Taufiq Aditiyawarman dan Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.

Bagi Dwi,pria yang gemar olah raga sepeda dan terkenal sebagai pendekar pencak silat, berharap bahwa Blok Rokan ke depannya akan kembali menjadi yang terbesar di Indonesia.

“Melihat entry level di awal tahun 2022 yang di angka 163 ribu BOPD dan target 2022 sebesar 180 BOPD, maka di akhir tahun 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195 ribu BOPD. Sehingga di bulan Agustus 2022 saat HUT Kemerdekaan RI ke-77, WK Rokan akan kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia mengalahkan Blok Cepu”, tegas Dwi dihadapan manajemen PHR dan jurnalis media nasional, termasuk Redaktur ruangenergi.com Deddy Hassan, yang hadir saat peninjauan war room PHR tersebut.

Dwi, yang pernah menjabat sebagai Dirut PT Pertamina (Persero) pada 28 November 2014 lalu, menyampaikan apresiasi mendalam atas keberhasilan transisi Rokan yang mulus, sehingga di tahun 2022 ini PHR bisa melakukan program yang agresif, melakukan banyak terobosan dalam pengelolaannya, termasuk membuat project management integration (PMI) drilling.

“PHR memiliki target pemboran yang agresif yang tahun ini berjumlah 400 sampai 500 sumur pengembangan. Kami sangat memberikan apresiasi, karena telah menyambut ajakan SKK MIgas untuk agresif melakukan pemboran di 2022. Kunjungan kami hari ini adalah bagian dari apresiasi terhadap KKKS yang memiliki program yang agresif di 2022”,papar Dwi dengan wajah sumeringah.

Kepala SKK Migas juga mengunjungi salah satu sumur baru di Lapangan Minas yang dibor pada awal tahun 2022 ini, mengawali program pengeboran yang masif dan agresif. PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur baru di tahun ini.

PHR juga berencana menambah jumlah rig, menjadi paling tidak 20 rig pengeboran. Saat ini, WK Rokan mengoperasikan 18 rig pengeboran. Target produksi di tahun 2022 diharapkan akan naik menjadi rata-rata tahunan sekitar 180 ribu barel per hari.

Informasi Komprehensif

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin dihadapan Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa pusat kendali operasional ini menampilkan informasi komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan hulu migas.

“Dengan visi Go Digital di Pertamina kami menerapkan efisiensi dengan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target peningkatan produksi yang masif dan agresif,”papar Jaffee.

Melalui fasilitas ini dapat dipantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui CCTV, termasuk kesiapan lokasi pengeboran, jumlah sumur yang akan dibor dan telah dibor dan yang telah diproduksikan; jumlah dan lokasi rig yang beroperasi; jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *