SKK Migas

Tiga Faktor Agar Investor Betah Investasi Migas di Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Praktisi minyak dan gas Haposan Napitupulu mengingatkan,investor hulu migas akan datang untuk berinvestasi di kegiatan eksplorasi, dengan mempertimbangkan 3 faktor penting.

Ketiga faktor tersebut adalah; country risk, fiscal term dan ketersediaan prospectivness Data Geology, Geophysic, Reservoir&Productio (GGR&P) yang comprehensive kepada investor.

“Selama ke 3 parameter tersebut diatas, tidak menarik, investor enggan untuk berinvestasi di kegiatan eksplorasi migas di Indonesia, khususnya para major players yang kita butuhkan untuk melakukan kegiatan eksplorasi hingga pemboran di area-area New Frontier yang High Risk dan High Rewards,” kata Haposan kepada ruangenergi.com,Rabu (19/1/2022) di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengaku pihaknya sudah berupaya seaktratif mungkin untuk menawarkan wilayah kerja perminyakan Indonesia.

Tutuka mengatakan negara menawarkan terms yang menarik, yakni 80% untuk bagian negara. Dan untuk kontraktor kerjasama migas (K3S) sebesar 20 persen.

“Semakin besar resikonya maka semakin tinggi,maka bagian negaranya makin kecil. Itu rupanya cukup menarik mereka (investor) datang. Kemudian, selama ini proses permohonan insentif dari berbagai perusahaan dengan serius. Kita melihat sudah timbul dampaknya. K3S bisa melihat apa cost recovery atau gross split,” tutur Tutuka yang hadir full team saat memaparkan Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2021 dan Program Kerja Tahun 2022 Subsektor Minyak dan Gas Bumi,Rabu (19/1/2022) di Jakarta.

Ditjen Migas,lanjut Tutuka, melakukan komunikasi dengan baik kepada investor jika ada masalah yang timbul. Hal ini dilakukan mengingat investor khususnya di hulu migas, memegang peran utama dalam peningkatan produksi.