logo adaro

Catat Ya Mau Ada RUPSLB ADRO, Ganti Nama Perusahaan, Direksi plus Komisaris

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Head of Corporate Communication Adaro Energy (ADRO) Febrianti Nadira membenarkan adanya surat keterbukaan informasi disampaikan ADRO kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam surat tertanggal 18 Januari 2022, Direksi PT Adaro Energy Tbk melaporkan kepada BEI sebagai berikut:

Direksi memanggil dan mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (”Rapat”) yang diselenggarakan sepenuhnya secara elektronik melalui fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (“eASY.KSEI”) yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (“KSEI”), pada: Hari/Tanggal: Rabu, 9 Februari 2022,Waktu: 09:00 – 11:00 WIB
Tempat: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

Materi acara 1 sampai 3, antara lain membahas: persetujuan untuk menerima pengunduran diri Bapak Dr. Ir. Raden Pardede dari jabatannya sebagai Komisaris Independen Perseroan, serta untuk mengangkat Bapak Budi Bowoleksono sebagai Komisaris Independen Perseroan untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya
Rapat sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tahun 2023.

Persetujuan untuk mengangkat Bapak Michael William P. Soeryadjaya sebagai Direktur Perseroan untuk masa jabatan terhitung sejak ditutupnya Rapat sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tahun 2026.

Persetujuan untuk melakukan perubahan nama Perseroan dari PT Adaro Energy Tbk menjadi
PT Adaro Energy Indonesia Tbk.

PT Adaro Indonesia (AI) adalah perusahaan pertambangan terbesar dalam Grup Adaro, yang terutama menjalankan operasi pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan Pemerintah Indonesia hingga tahun 2022 dengan hak untuk memperpanjang periode kontrak berdasarkan persyaratan dan ketentuan dalam PKP2B maupun peraturan perundangundangan yang berlaku. Kepemilikan atas AI terdiri dari Electricity Generating Authority of Thailand International Company Limited (EGATi), perusahaan listrik negara Thailand, dan PT Alam Tri Abadi, anak perusahaan AE, dengan porsi 11,5% dan 88,5%. ATA memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung di AI.

AI memproduksi batu bara sub-bituminous dengan nilai kalor menengah antara 4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg GAR dari tiga tambangnya: Paringin, Tutupan dan Wara. batu bara AI memiliki kandungan polutan yang sangat rendah, sehingga diperdagangkan dengan nama “Envirocoal”. Envirocoal telah dikembangkan menjadi beberapa jenis spesifikasi dan banyak dikonsumsi oleh pembangkit listrik dan industri lain di dunia sejak tahun 1992. Envirocoal memiliki kegunaan yang beragam, terutama di negara yang menerapkan aturan lingkungan yang ketat, berkat kadar abu, sulfur, dan nitrogennya yang rendah, yaitu 2,5%, 0,2%, dan 0,9%. Karena kandungan polutannya yang rendah, Envirocoal sering dicampur dengan batu bara yang berkadar abu dan sulfur yang lebih tinggi untuk mengurangi biaya terkait pembuangan abu serta belanja modal yang dibutuhkan untuk alat penurun kadar sulfur dan nitrogen oksida. Dengan demikian Envirocoal mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memberikan alternatif teknis untuk mencapai kinerja pembakaran batu bara yang sangat baik dengan biaya yang lebih rendah, yang menjadikannya salah satu bahan bakar padat yang paling ramah lingkungan dan ekonomis.

Tinjauan Operasi AI di Tahun 2020

Pandemi COVID-19 menghasilkan salah satu tahun tersulit bagi AI. Penurunan aktivitas ekonomi, yang semakin melemahkan permintaan energi, memberikan tekanan yang besar bagi permintaan terhadap batu bara serta harga acuan batu bara global. Jatuhnya permintaan batu bara global secara mendadak berdampak terhadap permintaan batu bara AI, dan produksi batu bara AI pada tahun 2020 turun 9% y-o-y menjadi 46,75 juta ton. Penjualan produk utama AI yakni Envirocoal pada tahun 2020 mencapai 51,28 juta ton, atau turun 10% y-o-y. Produk E4900 dan E4700 AI merupakan dua produk utama yang melebihi 60% penjualan batu bara AI.

Volume pengupasan lapisan penutup AI pada tahun 2020 mencapai 191,84 Mbcm, atau turun 22% y-o-y dan nisbah kupas untuk tahun 2020 tercatat sebesar 4,10x, atau sejalan dengan rencana perusahaan untuk menurunkan nisbah kupas tahun ini demi pengendalian biaya yang lebih baik, serta karena curah hujan yang tinggi hampir di sepanjang tahun. Berbeda dari tahun 2019 yang mendapatkan cuaca yang relatif lebih kering, tahun 2020 mendapatkan cuaca yang lebih basah. Perusahaan mengalami musim hujan yang panjang, dan La Nina, yang juga menyebabkan curah hujan yang jauh lebih tinggi, mulai berdampak terhadap area pertambangan pada akhir tahun 2020. Total curah hujan di Tutupan, Wara dan Paringin masing-masing mencapai 3.766 mm, 2.921 mm dan 3.653 mm, sementara jumlah jam hujan mencapai 1.286 jam, 1.136 jam dan 1.331.

Kegiatan AI – dari Tambang sampai Pelabuhan

AI memiliki tiga kontraktor pertambangan, termasuk anak usaha AE PT Saptaindra Sejati (SIS). Adanya beberapa kontraktor menciptakan persaingan yang adil, mendorong operasi yang efisien dan membantu AI mencapai kinerja operasi yang baik. Masing-masing kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan, persediaan dan tenaga kerja sendiri yang dibutuhkan untuk menambang di area yang dialokasikan dan mencapai target produksi. AI membayar para kontraktor berdasarkan kinerja dan indikator efisiensi lainnya. Untuk mengatasi kondisi yang sulit pada tahun 2020, AI bekerja sama dengan para kontraktor untuk meningkatkan proses bisnis dan menurunkan biaya melalui kerja sama yang lebih baik.

Setelah ditambang, batu bara diangkut melalui jalan sepanjang 80 km, yang dimiliki dan dioperasikan AI sendiri, menuju Terminal Khusus Batu Bara Kelanis (Kelanis) di Sungai Barito. Lebih dari 300 truk doubletrailer dengan kapasitas 130 ton per truk yang dioperasikan para kontraktor AI melintasi jalan ini. Masing-masing truk dilengkapi dengan GPS dan sistem telusur untuk mendeteksi kemacetan di sepanjang jalan angkutan dan memberikan respon dengan cepat. AI telah berinvestasi besar untuk memelihara kondisi jalan ini agar dapat beroperasi di setiap waktu.

Sesampainya di Kelanis, truk menghampiri hopper yang dialokasikan berdasarkan kualitas batu bara yang diangkut. Terdapat tujuh hopper dan enam jalur konveyor di Kelanis, dengan kapasitas total 60 juta ton pada kondisi operasi normal. Perairan Kelanis yang dalam dapat mengakomodir tongkang dengan kapasitas 8.000 dwt – 18.000 dwt. Kelanis juga merupakan titik kendali mutu pertama untuk memastikan bahwa seluruh batu bara yang dimuat ke tongkang bebas dari kontaminasi. AI juga memasang detektor metal dan magnet di sepanjang konveyor serta melakukan pemeriksaan dari waktu ke waktu.

Dari Kelanis, batu bara diangkut dengan tongkang menuju fasilitas transhipmen di pelabuhan lepas pantai Taboneo untuk pasar ekspor atau langsung ke lokasi pelanggan domestik. AI menggunakan empat kontraktor tongkang, yang salah satunya adalah anak usaha AE PT Maritim Barito Perkasa (MBP). Operasi pemuatan kapal terutama dilakukan di pelabuhan Taboneo, sementara sisanya dikirim melalui terminal IBT di Pulau Laut.