SKK Migas Minta Investor Mau Terbuka Apa Sebab Mereka Hengkang dari Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) heran kenapa ketika investor migas hengkang dari Indonesia tidak mau terbuka menjelaskan kepada otoritas migas apa sebab mereka keluar dari Indonesia.

Idealnya, ketika investor migas keluar dari Indonesia mau memberitahukan secara terbuka apa sebab mereka hengkang dari negeri ini.

“Investor keluar, seperti ketika seorang karyawan keluar dari pekerjaannya di kantor, ada exit interview. Pasti ditanya alasan keluar. Ditanya apa keluhan-keluhannya yang menyebabkan dia keluar dari kantor. Nah ini penting dilakukan investor untuk mau cerita apa sebab mereka keluar, agar kami (SKK Migas) bisa memakainya untuk improvement memperbaiki diri ke depan. Harusnya begitu. Cuma yang jadi masalah, kadang-kadang walau perusahaan internasional kayaknya sungkanan ketika ditanya kenapa keluar. Lalu mereka bilang gak ada masalah, baik-baik aja semua,” kata Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menjawab pertanyaan wartawan dalam suatu diskusi di Jakarta beberapa waktu lalu.

SKK Migas,lanjut Benny, justru ingin exit interview ini dilakukan sebagai bahan masukkan untuk mengetahui apa penyebab keluarnya investor dari investasi migas di Indonesia.

“Omong aja walau enggak enak terdengar, biar kita perbaikin ke depannya. Kita kepengen tahu. Dari sisi government kita perlu tahu dan perlu masukan.Jangan sekedar denger-denger saja, dan kita cari-cari info informal kenapa mereka keluar,” tutur Benny dengan wajah sedih.

Praktisi Migas senior, Widyawan Prawira Atmaja mengungkapkan bahwa eksplorasi perlu dilakukan untuk mendongkrak produksi. Ditambah lagi, jika pemerintah melalui kontraktor migas bisa menemukan dua sampai tiga blok migas lain, seperti Blok Cepu dengan produksi yang cukup tinggi.

“Kenaikan harga ini bisa menjadi momentum meningkatkan produksi, tetapi untuk jangka panjang PR kita masih banyak untuk menarik investasi masuk ke Indonesia,”ucap Wawan,sapaan akrab Widyawan.

Wawan menambahkan,situasi kenaikan harga ini memang tidak serta merta membuat investor tertarik untuk berinvestasi atau melakukan kegiatan eksplorasi. Sebab, kenaikan itu salah satunya disebabkan oleh ketidakpastian kondisi geopolitik saat ini.

Itu sebabnya menurut Wawan, Indonesia harus tetap mengoptimalkan daya tarik investasi migas pada tahun-tahun ke depan.

“Investasi migas ini adalah investasi jangka panjang, jadi investor harus memiliki keyakinan dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Untuk itulah UU Migas menjadi solusi untuk menarik investasi migas ke Indonesia,” pungkas Wawan.