Pertamina Patra Niaga Buka Diri kepada Siapapun Badan Usaha untuk Pasarkan dan Distribusikan Jet A1

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comPT Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai sub holding commercial and trading dari PT Pertamina (Persero) membuka diri bagi siapapun yang ingin bergandengan tangan jualan aviation turbin (Avtur) atau Jet A-1 di seluruh bandar udara yang ada di Indonesia.

PPN tidak pernah menutup diri untuk kerjasama yang sifatnya saling menguntungkan. Selama bisa bekerja sama dan memberikan benefit kepada Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara yang memang ditugaskan Pemerintah Indonesia menyiapkan bahan bakar minyak. Termasuk juga avtur ini untuk kelangsungan penerbangan di Indonesia.

“Sebenarnya tidak hanya dengan Shell (Shell Indonesia), tapi dengan siapa saja kalau ada kerjasama yang bisa mendapatkan dampak positif begitu, tentu saja kita sambut dengan gembira,” kata Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menjawab pertanyaan ruangenergi.com pada acara Diskusi AJAPI “Harga Avtur Terus Meroket Bagaimana Nasib Transportasi Udara”, Minggu malam (17/07/2022) di Jakarta.

Ketika ditanyakan apakah sudah saatnya dibuka pasar avtur ini untuk pemain-pemain di luar PT Pertamina (Persero), Riva menjawab tegas:

“Sebenarnya kalau bicara regulasi ini kami atau Pertamina ini sebagai yang menjalankan penugasan dari Pemerintah Indonesia,” tegas Riva.

Dia pun membeberkan bahwa dari sisi regulasi, sejak tahun 2008 dari BPH Migas melalui Peraturan Nomor 13 tahun 2008 sudah dibuka, diijinkan untuk siapa saja yang memang ingin berperan di dalam menyalurkan bahan bakar pesawat udara ini.

“Namun ada beberapa persyaratan yang ditetapkan harus memiliki pengalaman pengisian (avtur) di 3 bandara internasional.Tentu saja kenapa diperlukan, parameter-parameter itu bukan untuk mempersulit namun untuk memberikan assurance kepada siapapun khususnya airline internasional yang akan mengisi di Indonesia bisa dilayani dengan standar terbaik,” ucap Riva.

Terkait tunggakan atau tagihan airline kepada PT Pertamina Patra Niaga, Riva tidak bicara tentang nominalnya.

“Kalau boleh kami sampaikan, cost of money atau biaya keuangan yang ditanggung Pertamina untuk terkait AR (Account receivable) ini cukup signifikan, jadi ini pun ini masih coba manage dan juga coba upayakan jalan keluar terbaik terkait penyelesaian AR tersebut,”ungkap Riva.

Riva juga menjelaskan kenapa harga avtur di Jawa lebih rendah ketimbang di luar Jawa, itu dikarenakan ada biaya distribusi ke sana. PPN berjanji akan memberikan value lebih baik kepada pelanggan avtur.

“Prinsipnya kita upayakan yang terbaik. Strategi Pertamina kan tumbuh bersama airline. Jadi baik yang cargo maupun passangger kami layani dengan baik. Kami tidak ada tanpa airline,” pungkas Riva.