Jakarta,ruangenergi.com-Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf menjelaskan pihaknya tengah melakukan upaya untuk mengurangi kejadian unplanned shut down pada kegiatan operasi produksi migas.
Langkah ini sejalan dengan permintaan Menteri ESDM Arifin Tasrif saat pidato dalam upacara pelantikan Pimpinan SKK Migas pada 5 Desember 2022, meminta agar unplanned shutdown dikurangi.
Itu sebabnya,SKK Migas melakukan audit dan assesment serta membuat pemetaan sehingga mengetahui kondisi Fasprod (fasilitas produksi) terkini.
“Tentu saja dimulai dengan upaya-upaya seperti Audit dan Assessment.Berdasarkan upaya-upaya tersebut kita buat pemetaannya (mapping), sehingga mengetahui kondisi fasilitas produksi migas kita,” kata Nanang dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Kamis (08/12/2022) di Jakarta.
Nanang menguraikan, SKK Migas selanjutnya membuat program yang arahnya preventive maintenance. Melakukan pemeliharaan, perawatan dan apabila diperlukan penggantian, sehingga mencegah terjadinya unplanned shut down.
“Ada yang sudah dan sedang berjalan…Dengan target selesai secepatnya, dan prioritas kepada yang produksinya signifikan, seperti PHR, OSES, dan ONWJ,” jelas Nanang dengan semangat.
Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada jajaran pimpinan Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) untuk berkomitmen segara mempercepat produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Percepatan ini sekaligus sebagai penopang sumber energi peralihan sebelum digantikan energi baru dan terbarukan (EBT).
“Saya minta, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional antara lain dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service secara massif serta melakukan berbagai upaya dan terobosan agar produksi migas dapat mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau bahkan melebihi target,”kata Arifin ujar Arifin saat melantik Pimpinan SKK Migas di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Arifin mengungkapkan, pemerintah memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan produksi gas 12 Billion Standard Cubic Feet per Day (BSCFD) pada tahun 2030.
“Kiranya juga dapat dilakukan percepatan agar dapat mengurangi impor, sehingga pemerintah memiliki ruang yang lebih luas untuk melakukan pembiayaan pengembangan energi terbarukan yang menjadi prioritas dalam transisi energi,” tegas Arifin.