Dukung Pengembangan Pertanian Organik, PT Vale Indonesia Salurkan Bantuan Rp 40 M

Jakarta, Ruangenergi.com – CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan, pada 2021 pihaknya menyalurkan bantuan sebesar Rp 40 miliar untuk pengembangan masyarakat dan peningkatan fasilitasi sosial yang salah salah satu program utamanya adalah pertanian organik di sekitar area pertambangan.

Menurut dia, sejak 2015 Perusahaan pertambangan nikel ini menjadikan pertanian organik sebagai salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang terfokus untuk mendukung pengembangan masyarakat lokal.

“Pada 2021, terdapat 43.205 penerima bantuan langsung dan kurang lebih 172.820 penerima bantuan tidak langsung dari seluruh program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di seluruh wilayah operasional perusahaan,” ungkap Febriany dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Disebutkan, salah satu program PPM yang menjadi fokus adalah penerapan konsep System of Rice Intensification (SRI) Organik di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Metode SRI Organik ini telah berhasil mengurangi ketergantungan petani terhadap produk kimia, seperti pupuk dan pestisida.

“Kebutuhan akan pupuk dan pestisida kimia yang relatif mahal membuat petani seringkali menunggu bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya,” kata dia.

Selain itu, lanjut Febriany, praktik-praktik ini sangat tidak berkelanjutan karena pestisida terbukti berbahaya bagi lingkungan dan dapat mencemari tanah, air, rumput, dan tumbuh-tumbuhan lainnya.

“Faktor-faktor tersebut menjadi salah satu alasan mengapa kami menggalakkan program SRI Organik untuk tanaman padi,” katanya.

“Saat ini petani telah merasakan dampak positif dari inisiatif pertanian organik PTVI. Setelah mengikuti pelatihan SRI Organik, petani dapat membuat kompos dan pestisida dari bahan alami yang jauh lebih hemat dan tentunya ramah lingkungan,” pungkasnya.

Petani dari Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Luwu Timur, Onang Sumarna mengatakan, para petani telah merasakan dampak positif kehadiran program SRI Organik.

Program pertanian organik, lanjutnya, lebih hemat secara biaya dan lahan dibandingkan dengan metode konvensional. Metode SRI Organik hanya membutuhkan 3-5 kg benih untuk menghasilkan 1,2 ton beras di lahan seluas 0,3 hektar.

“Apabila dibandingkan dengan metode konvensional, dibutuhkan sekitar 7-10 kg benih untuk hasil dan penggunaan lahan yang sama,” katanya.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *