Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) klaim hasil pertemuan antara chief executive officer (CEO) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas yang digelar pada Jumat (27/01/2023) lalu lebih kepada pembahasan meminimize gap.
Meminimize gap antara hasil teknis work program and budgeting (WPNB) dengan target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) lewat program filling the gap (FTG).
“Bahas upaya minimize gap antara hasil teknis wpnb dengan target APBN lewat program filling the gap (FTG). Sudah di identifikasi beberapa program FTG, perlu komitmen untuk eksekusi serta minta feedback kendala dan support apa yang diperlukan para CEO untuk komit dengan program tersebut,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara kepada ruangenergi.com, Senin (30/01/2023) di Jakarta.
Benny memastikan hasil diskusi SKK Migas dengan CEO KKKS itu, uang bukan lagi kendala utama untuk pengembangan lapangan minyak dan gas.
“Kendalanya macem macem (dibahas bersama CEO KKKS), ada teknis subsurface, non-surface, kendala ketersediaan rig, keekonomian, etc” ungkap Benny.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto meminta para CEO KKKS dapat menyampaikan masukan atau dukungan yang diperlukan dalam membangun industri hulu migas yang kondusif untuk mencapai target jangka pendek dan panjang.
Dwi menyampaikan bahwa untuk tahun 2023, nilai investasi telah ditargetkan mencapai US$ 15.5 milyar atau meningkat 26% dari tahun 2022, dan lebih tinggi dari pertumbuhan investasi global yang sekitar 6.5%. Target investasi 2023 sekaligus adalah yang tertinggi sejak tahun 2016.
Untuk memastikan program kerja 2023 yang sudah disepakati bersama dalam work, program & budget (WP&B) terlaksana sepenuhnya, SKK Migas kembali gelar kegiatan The 5th CEO Forum dengan tema “Filling The Production Gap to APBN & Long Term Planning”.
“Selesainya pelaksanaan Forum ini, diharapkan antara SKK Migas dan KKKS dapat memiliki arah gerak yang sama, dalam kapal yang sama untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi untuk mencapai target 2023. Agar apa yang telah disepakati dalam WP&B beserta komitmen investasinya dapat direalisasikan”, kata Dwi saat berpidato di depan CEO KKKS, Jumat (27/01/2023) di Jakarta.
Forum yang dilaksanakan secara tatap muka, dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan dihadiri oleh CEO/Pimpinan tertinggi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Tujuan digelarnya The 5th CEO Forum 2023 adalah meningkatkan kinerja industri hulu migas untuk mengejar capaian kinerja 2023. Hal-hal yang dibahas dalam kegiatan tersebut antara lain 1. Evaluasi Capaian Produksi 2022, 2. Penyampaikan metrik-metrik penting KKKS yang terkait produksi, plant availability dan efisiensi cost per barrel, 3. Penyampaian Long Term Plan (LTP) & rencana kerja 2023, 4. Implementasi dari hasil masukan CEO Forum sebelumnya, dan 5. KKKS menyampaikan masukan dan kebutuhan dukungan yang diperlukan untuk mencapai target jangka pendek dan panjang