Ternyata PoD Chemical EOR Minas Tahap-1 Disetujui Sejak Desember 2023 Kata SKK Migas

Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan Plan of Development (POD) Chemical EOR Lapangan Minas Tahap-1 (Area-A) telah disetujui tanggal 14 Des 2023.

Proyek ini merupakan tahap awal (proof of expandability) pengembangan CEOR dalam rangka menuju skala lapangan penuh (fullfield scale) di Lapangan Minas yang diidentifikasi memiliki total potensi tambahan cadangan minyak dari Area berikutnya (Area B – Tahap 2) dan Area lainnya C, D E yang totalnya mencapai 500 juta barel pada saat pengembangan skala penuh.

“POD CEOR Minas tahap 1 ini sangat penting untuk mengobservasi kinerja Surfactant dan Polymer (S-P) pada area yang lebih luas sebelum menuju investasi yang lebih masif melalui POD-POD CEOR tahap berikutnya. Informasi yang diperoleh pada tahap ini diperlukan untuk memitigasi risiko pada saat pengembangan lapangan skala penuh (full scale) nantinya,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam bincang santai virtual, Selasa petang (16/01/2024), di Jakarta.

Benny bercerita, setelah injeksi di tahap 1 (area- A) nanti baru ada gambaran yang lebih jelas tentang Recovery Factor (RF), kinerja S-P, etc, sehingga profil produksi dan surfactant yg dibutuhkan saat tahap 2 (area- B) bisa lebih akurat.

“Kebutuhan chemical memang banyak sich.. karena bicara volume yang besar…Kalau estimasi awal tim EOR SKK Migas, perkiraan surfactant dalam ton per hari sekitar 200 ton/hari untuk tahap 2 (area B), tentu saja bisa berubah setelah ada info dr tahap 1 nanti,” urai Benny meyakinkan ruangenergi.com jumlah/volume surfactant/chemical yang dibutuhkan di Minas.

Informasi yang diterima ruangenergi.com, Sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dikabarkan membutuhkan 40 ribu bopd surfactant untuk Proyek EOR di Minas Stage-2, di blok Rokan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan, di Riau.

Proyek EOR Stage-2 di Minas, adalah Proyek Industri Kimia Hilir. Proyek ini akan menghasilkan sekitar 50.000 bopd Crude Minas. Tetapi akan memerlukan surfactant dalam jumlah yang sama, yaitu sekitar 40.000 bopd.

“Proyek ini, bukanlah hanya Proyek Hulu lagi, tetapi juga menjadi Proyek Industri Kimia Hilir. Proyek ini memerlukan pembangunan pabrik Surfactant, yang berskala besar,” kata sumber ruangenergi.com, Senin (15/01/2024), di Jakarta.

Hanya saja, lanjut dia, pabrik surfactant ini memerlukan modal yang cukup besar, Teknologi yang sesuai, lahan, pendanaan dll.

“Untuk itu diperlukan sinergi dukungan Subholding dan tentunya juga dari Holding plus Kementerian ESDM dan SKK Migas,” urai sumber yang duduk di posisi strategis di Kementerian ESDM bercerita kepada ruangenergi.com by phone.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *