Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Badan Pengelola Minyak dan Gas Aceh (BPMA) Teuku Muhammad Faisal mengatakan akibat nilai recovery factor sudah rendah di Lapangan Arun, Aceh Utara yang dikelola oleh PT Pema Global Energi (PGE), mengharuskan dilakukannya upaya mencari potensi migas di sana.
Itulah sebabnya, PGE gelar seismic 3 dimensi menyisir onshore Arun Over Burden, mencari potensi cadangan minyak dan gas.
“Yang sekarang mereka (PGE) lakukan seismic di onshore Arun over burden. Tahap pertama sudah selesai, dan ini akan dilanjutkan kembali,” kata Faisal dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Sabtu(03/02/2024), di Jakarta.
Faisal membenarkan informasi yang disampaikan Field Manager PT PGE Agung Widianto yang menyatakan bahwa cadangan migas di Lapangan Arun, Aceh Utara hanya bertahan 2 sampai 3 tahun lagi.
Pernyataan itu disampaikan saat sosialisasi survei seismic 3D yang dilakukan PGE di Kantor Bupati Aceh Utara, di Landing, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.
Mengutip laporan kinerja tahun 2022, tertulis BPMA dan PGE merencanakan survei seismic 3Dseluas 250 km2 ditahun 2022 di WK B meliputitiga lapangan eksplorasiArun Overburden, Rayeu dan Cunda di kabupaten Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Kegiatan survei tersebut dilakukan menggunakan teknologi vibroseismik yang merupakan pilihan yang paling sesuai dengan mempertimbangkan kondisi area survei yang berpenduduk padat.
Di akhir tahun 2022 survei seismik 3D yang terealisasi adalah di Lapangan Arun Overburden yaitu seluas 75,85 km2 atau 30,34% dari total area yang direncanakan dengan daily average production shot point (SP) sebanyak 53 titik.
Performance kegiatan seismic 3D ini dapat dikatakan cukup baik mengingat jumlah Shot Point (SP) harian realisasi dilapangan diatas jumlah SP harian rencanadi angka 50 titik. Untuk sisa area survei 3D akan dirampungkan di tahun 2023 meliputi Lapangan Rayeu dan Cunda.