Mesranya Hubungan Energi Indonesia dan Norwegia Terbukti Melalui The 10th Indonesia-Norway Bilateral Energy Consultations (INBEC)

Jakarta, ruangenergi.com- Hubungan antara Indonesia dan Norwegia terus berkembang selama lebih dari 20 tahun, dimana The 10th Indonesia-Norway Bilateral Energy Consultations (INBEC) INBEC yang diselenggarakan dua tahunan  menjadi platform berharga bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman Norwegia yang luas di sektor energi, dan untuk menjajaki peluang kerja sama baru antara kedua negara.

Norwegia merupakan salah satu mitra lama Indonesia di sektor energi, khususnya sektor minyak dan gas.

“Kami berkomitmen mendorong kolaborasi tidak hanya berbasis G to G, namun juga berbasis B to B. Kita akan menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang investasi dan pengembangan kapasitas,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dihadapan Menteri Energi Norwegia Terje Aasland dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Krüger Giverin, sejumlah pejabat eselon I di Kementerian ESDM serta seluruh pembicara dan delegasi dari Indonesia dan Norwegia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif membuka The 10th Indonesia-Norway Bilateral Energy Consultations (INBEC) bertempat di Hotel Pullman Jakarta, Senin (1/7). Forum bilateral tersebut, mengeksplorasi potensi kerja sama bidang energi terbarukan, elektrifikasi, CCS/CCUS, dan hidrogen.

Arifin bercerita, sebagai komitmen untuk memerangi perubahan iklim dan bergerak menuju sistem energi berkelanjutan, Indonesia dan Norwegia akan bekerja sama di lebih banyak bidang kerja sama.

Arifin juga menyampaikan beberapa langkah nyata yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk bergerak ke arah energi berkelanjutan.

Pertama, Indonesia telah mengembangkan peta jalan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di sektor energi pada tahun 2060. Peta jalan tersebut memberikan strategi transisi energi baik dari sisi penawaran maupun permintaan.

Strategi yang dilakukan antara lain percepatan pengembangan energi terbarukan, penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara, penerapan teknologi ramah lingkungan seperti hidrogen dan CCS/CCUS, pemanfaatan kendaraan listrik, biofuel serta penerapan langkah-langkah efisiensi energi.

“Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, jaringan listrik yang cerdas dan terintegrasi merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin sistem energi yang aman dan andal. Super Grid akan mendukung pengembangan potensi energi terbarukan yang tersebar di seluruh Indonesia, meningkatkan akses energi dan membuka potensi energi baru,” jelas Arifin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *