Jakarta, Ruangenergi.com – Holding Rumah Sakit BUMN, PT Pertamina Bina Medika IHC (Indonesia Healthcare Corporation) mengungkapkan, belum akan membangun rumah sakit dalam waktu dekat di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalau IKN sementara ini belum ada yang langsung di IKN karena kita dapat jatahnya 2025,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Utama dan Direktur Medis PT Pertamina Bina Medika IHC Lia G Partakusuma dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Rabu (14/8).
Namun demikian, tercatat telah ada RS Pertamina Balikpapan (RSPB) yang akan naik akreditasi menjadi kelas B yang dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari IKN.
Ke depan, lanjut dia, pada September atau Oktober tahun ini bakal dibuka RS Panorama Balikpapan yang naik status ke tipe C yang sebelumnya merupakan klinik.
“RS Panorama Balikpapan ini RS tipe C yang mungkin sudah 95 persen akan kita buka bulan depan,” ujarnya.
Lebih jauh, IHC lebih memilih mengembangkan RS di Balikpapan karena di kota tersebut memiliki pangsa pasar yang besar serta potensial.
Pengembangan kedua RS di Balikpapan itu juga didorong karena adanya pertimbangan sudah terdapat beberapa rumah sakit di wilayah IKN, sementara penduduk yang menaungi kawasan tersebut belum terlalu banyak serta fokus IHC saat ini adalah membenahi aset rumah sakit yang tergabung dalam holding itu.
Lia mengakui, ada beberapa tantangan yang dihadapi RS BUMN, salah satunya yakni gedung rumah sakit yang terhitung sudah berusia senja sehingga membutuhkan perbaikan yang meliputi infrastruktur hingga layanan.
“Tantangan RS BUMN kan didirikan udah lama, ada 50 tahun bahkan 100 tahun, yang namanya PTPN, kita perkebunan termasuk BUMN itu sudah 100 tahun. Jadi kita perlu perbaikan infrastruktur, perbaikan SDM, layanan itu yang kita hadapi,” tukasnya.
Sudah Rampung 80 Persen
Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan, bahwa pembangunan Bali International Hospital (BIH) telah mencapai 80 persen.
Ia menambahkan, rumah sakit yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali ini ditargetkan dapat dilangsungkan peresmian dan mulai beroperasi pada bulan Maret atau triwulan I 2025.
“2025 bulan Maret untukĀ grand opening. Mohon doa,” katanya.
Rumah sakit yang bernaung di bawah pengelolaan Pertamina IHC ini disebutnya bakal merekrut 10 persen dokter dari luar negeri.
Pihaknya juga menyebut telah menjalin kerja sama dengan salah satu laboratorium asal Singapura untuk melakukan transfer pengetahuan sehingga standard layanan dan mutu rumah sakit ini dapat meningkat.
Untuk proses rekrutmen dokter asing, Lia menyebut dilakukan secara ketat. Terlebih, rumah sakit ini berada di kawasan ekonomi khusus sehingga persyaratan berjalan sesuai aturan Kementerian Kesehatan.
“Jadi tidak ada yang tiba-tiba masuk langsung, kita semua ikuti aturan yang berlaku,” ujarnya.
Adapun layanan medis yang dihadirkan di BIH di antaranya perawatan kanker, kardiologi, onkologi, syaraf/stroke, gastrologi dan ortopedi.
BIH memiliki luas sekitar lima hektare di dalam KEK Kesehatan Sanur yang memiliki luas total 41,26 hektare.
Pemerintah mengharapkan fasilitas di KEK Kesehatan itu meningkatkan perekonomian sekaligus meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia.(SF)