Jakarta,RuangEnergi.com– BPH Migas akan panggil lagi PT Rekayasa Industri (Rekind) dan para pemegang saham dalam waktu dekat terkait lambatnya pekerjaan pipa proyek Cirebon-Semarang (Cisem).
Apapun hasilnya dari pertemuan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan BPH dalam mengambil sikap.
” Rekind itu Transporter, maka diperlukan shipper agar keekonomian transpoter terpenuhi. Jika volume gas yang diangkut masih kecil, akan berpulang ke Rekind apakah bersikap maju trus atau bagaimana? Tidak ada ruas pipa dengan volume gas yang ideal (besar), lihat saja Arbel, MK-MT, Belawan-Sei mangkei,” kata Anggota BPH Migas Jugi Prajogio kepada ruangenergi.com beberapa waktu lalu.
Jugi menjelaskan bahwa tender ini (Cisem) unik, dilakukan di 2006, sekara sudah 2020. Nah beda 14 tahun, ini juga akan membedakan Capex, Opex termasuk toll fee.
“Jika second bidder dimenangkan dengan toll fee 2006, saya yakin gak akan jalan juga nih proyek.Tender ulang adalah yang terbaik,” ungkap Jugi.
Nantinya,lanjut Jugi,pemenang tender akan memuat juga ketentuan satu paket memegang alokasi gas.
“Gas transportation agreement (GTA) jadi wajib. Jadi shipper itu sumber pendapatan untuk nutupin biaya.Mau tidak mau pasti mau.Kalau gak nanti jadi pipa kosong.Mereka sangat mau dan sangat berharap dapat GTA.gak ada yg nolak boss.Mau mau banget katanya. Yang gak mau ya si pemilik gas? Kalau pemilik gas gak mau, gak gak bisa kejual jika ada gas berlebih dari K3S,” tegas Jugi.
Dalam catatan ruangenergi.com,BPH Migas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Rekayasa Industri melakukan groundbreaking pembangunan pipa gas ruas transmisi Cirebon – Semarang yang bertempat di Rest Area Tol KM 379A , Ruas Tol Semarang – Batang, Jumat, (7/02/2020).
Hadir dalam acara ini Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial, Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman, Ulama besar Indonesia Habib Luthfi bin Yahya, Plh Sekda Jateng Herru Setiadhie, dan Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP Yusuf Didi Setiarto.