Balikpapan, Kalimantan Timur, ruangenergi.com- GM Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Setyo Sapto Edi mengatakan Lapangan Bekapai tetap konsisten dalam memberikan kontribusi positif bagi WK Mahakam hingga saat ini.
“Meski sudah memasuki usia 50 tahun dan tergolong mature, kinerja Lapangan Bekapai masih tergolong prima dan mampu memproduksi minyak dan mengalirkan gas,” paparnya.
Sepanjang 50 tahun perjalanannya, Lapangan Bekapai tidak hanya berkembang secara fisik dengan peningkatan dari sisi fasilitas dan infrastruktur, tetapi juga mencatatkan pencapaian luar biasa di bidang keselamatan, kesehatan, dan lingkungan (HSSE).
“Pencapaian HSSE yang solid ini merupakan bukti komitmen dari seluruh tim, baik dari tim Lapangan Bekapai maupun tim pendukung lainnya yang ada di PHM dan PHI, dalam menjalankan aktivitas produksi dengan risiko seminimal mungkin sehingga menciptakan lingkungan kerja yang aman dan meminimalkan dampak terhadap alam sekitar,” imbuh Setyo.
Ia juga menjelaskan, Lapangan Bekapai dikembangkan secara intensif dalam enam tahap selama tahun 1974 hingga tahun 1985. Kapasitas produksi terus meningkat hingga mencapai titik puncaknya yaitu 50 ribu barel minyak per hari (BOPD) pada akhir tahun 1978 hingga 1979.
Setyo menegaskan, Perusahaan terus berkomitmen untuk selalu menerapkan berbagai macam teknologi dan inovasi guna menekan laju penurunan produksi alamiah akibat lapangan yang sudah mature.
“Kami percaya bahwa keekonomian yang baik pada proyek proyek hulu migas, terutama untuk lapangan yang mature, akan menjamin keberlanjutan investasi dan produksi migas Indonesia,” imbuh Setyo.
Saat ini Lapangan Bekapai mengoperasikan 30-40 sumur aktif. Ke depan, pengembangan lapangan masih berlanjut dengan sejumlah proyek yang direncanakan pada tahun 2025, termasuk penambahan sumur-sumur pengembangan baru. Salah satu inisiatif strategis yang diusung adalah pemanfaatan kembali dua platform kepala sumur yakni Bravo Juliet dan Bravo Bravo.
Langkah ini mencerminkan pendekatan inovatif dan efisiensi operasional yang terus diupayakan dalam menjaga produktivitas serta optimalisasi sumber daya.
Komitmen untuk terus mendukung produksi migas nasional juga diwujudkan PHM melalui kesuksesan penyelesaian Proyek Bekapai Artificial Lift (BKPAL) berupa pemasangan gas-lift compressor berkapasitas 12 MMSCFD di anjungan existing Bekapai dengan gas-lift yang diinjeksikan ke sumur-sumur di anjungan Bekapai BG dn BL pada 24 Mei 2024.
Setyo menjelaskan, Proyek BKPAL ini merupakan salah satu proyek inovatif yang penting karena diharapkan dapat mendukung penambahan produksi 2.000 bopd.
“Kami terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan pengeboran dalam pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menemukan sumber daya baru, dengan menerapkan praktik-praktik terbaik untuk mempertahankan tingkat produksi dan menahan laju penurunan produksi alamiah dalam mendukung tercapainya ketahanan energi Indonesia.” tutur Setyo.