Kuta, Bali, ruangenergi.com- Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengklaim telah bergerak cepat di blok Rokan. Buktinya, begitu menemukan cadangan migas di blok Astrea dan Pinang East, langsung diproduksikan migasnya.
Diproduksikan tanpa menunggu plan of development (PoD) namun menjadi put on production exploration (PoPE).
“Ini sangat memungkinkan dilakukan, kita (PHE) bergerak cepat itu dikarenakan Pemerintah Indonesia mengijinkan. Karena biasanya kita produksikan sebelum PoD, itu minyaknya punya Pemerintah. Nah kini, Pemerintah mengijinkan kita melakukan put on production di Desember kemarin (di blok Rokan),” kata Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng dalam Media Gathering yang juga dihadiri ruangenergi.com, Selasa (11/02/2025),di Kuta, Bali.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi Blok Rokan mencapai 300.000 BOPD pada tahun 2028. Strategi untuk mencapai target ini meliputi pengeboran masif serta ekspansi metode water flood dan steam flood.
Pada Februari 2025, PHR berhasil melaksanakan injeksi uap pertama pada proyek EOR dengan metode steamflood di Lapangan North Duri Development (NDD) Area 14. Proyek ini melibatkan pengeboran 68 sumur, termasuk sumur produksi, injeksi uap, dan observasi, dengan estimasi cadangan total sebesar 6,74 juta barel minyak.
Pada Februari 2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meninjau langsung operasi di Blok Rokan dan menekankan pentingnya peningkatan produksi untuk menjaga ketahanan dan kedaulatan energi nasional. Bahlil mengapresiasi penerapan metode EOR dan mendorong PHR untuk terus berinovasi dalam meningkatkan produksi.
PHR menemukan sumber migas baru tersebut melalui pengeboran Sumur Eksplorasi Astrea-1 yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko mengatakan, sumur eksplorasi Astrea-1 ini merupakan sumur Komitmen Kerja Pasti (KKP) WK Rokan dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang memiliki objektif utama reservoir pada Formasi Pematang Upper Red Bed.
Sumur tersebut dibor dengan profil directional menggunakan rig pengeboran darat, ditajak pada 10 April 2024 dan mencapai kedalaman akhir pada kedalaman 7.158 kaki pada 3 Mei 2024.
Andre mengatakan, pada 5 Juli 2024, operasi Sumur Astrea-1 dilanjutkan pada tahapan Uji Kandungan Lapisan (UKL) menggunakan rig workover. Setelah dilakukan serangkaian evaluasi formasi dengan menggunakan e-line logging, PHR selanjutnya mengusulkan 2 interval UKL.