Jakarta, ruangenergi.com- Dirut PT PGN Tbk Arief S Handoko mengatakan bahwa peran PGN sebagai nasional gas agregator tetap membuka ruang partisipasi badan usaha lainnya dalam pembangunan infrastruktur hilir bumi yang disesuaikan dengan kemampuan kapasitas dan segmen usaha.
“Terkait dengan kinerja operasional kita lihat Bapak dan Ibu Pimpinan Komisi 6 yang kami hormati,dari segmen niaga gas PGN menargetkan pencapaian volume di tahun 2025 akan meningkat menjadi sampai dengan 917 BBTUD dari pencapaian di 2024 yang hanya sebesar 852 BBTUD. Jadi ada peningkatan di 2025 nanti dan kami optimis adanya pertumbuhan demand yang berasal dari beberapa Kawasan Industri antara lain di Jabar, Batang, Kendal dan Jatim serta pembangkit listrik di Batam dan industri Oleo Chemical di Dumai yang dapat mengkontribusikan pertumbuhan volume sampai dengan maksimum 8%,” kata Arief saat Rapat Dengar Pendapat Dengan Komisi XII DPR RI dengan Direktur Utama Pt Perusahaan Gas Negara Tbk Beserta Anak Perusahaan Dan Direktur Utama Pt Pertamina Hulu Energi Beserta Anak Perusahaan, Acara: 1. Evaluasi Kinerja Korporasi Tahun 2024; 2. Penyampaian Rencana Kerja Dan Roadmap Korporasi Tahun 2025; Dan 3. Lain-lain,Selas (12/03/2025), di Jakarta.
Arief menjelaskan lagi, dari segmen transmisi gas perusahaan memperkirakan penurunan volume yang disalurkan melalui pipa transmisi sebesar kurang lebih 7% karena memang ada natural declining dari upstreamnya sendiri dan dari dan dari shipper.
Kemudian berpindah ke bisnis regasifikasi dia FSRU Lampung meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan dari PLN sebagai Shipper tapi di sisi lain penurunan permintaan Shipper di PAG di Aceh membuat agregat bisnis regasifikasi sedikit menurun kurang lebih 12%.
Pada bisnis hulu Migas,oil dan gas lifting berpotensi mengalami penurunan sebesar 16% yang dipengaruhi utamanya karena itu natural declinning pada block migas yang dikelola dan adanya penyesuaian perencanaan drilling sumur gas baru baik di Indonesia maupun di Fasken (USA), kan kita punya satu PI di Fasken Texas yang sampai saat ini karena harga keekonomian nya Henry Hub masih dibawah 3 dolar jadi belum bisa dianggap ekonomis kalau dilakukan drilling.Jadi agak sedikit stuck untuk yang di Fasken.
Kemudian pada segmen transportasi minyak kami memberikan kenaikan volume sebesar 11% yang dikontribusikan diantaranya karena adanya shipper-shipper baru. Elpiji Processing meningkat 2% seiring dengan pasokan dari Shipper PHE WMO.