Jakarta, ruangenergi.com- Direktur Utama PT Pertamina Chalid Said Salim mengatakan PHE bertujuan membangun 2 Hub dan beberapa Satelit CCS di Indonesia.
Akan ada olaborasi dengan mitra strategis membangun Hub & Satelit dengan kapasitas storage hingga 7.3 Giga Ton.
“2 Hub dan beberapa satelite. Hubnya ada di Sumatera dan antara Kalimantan Sulawesi. Kalau kita lihat Hub-nya ada di Area Barat, maupun Area Tengah. Kemudian ada beberapa satelite baik di Sumatera, Jawa Timur maupun Kalimantan,” kata Chalid saat Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk beserta anak perusahaan dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi beserta anak perusahaan dengan Komisi XII DPR RI. Adapun agenda: 1. Evaluasi kinerja korporasi Tahun 2024; 2. Penyampaian rencana kerja dan roadmap korporasi Tahun 2025; 3. Lain-Lain. Rabu (12/03/2025) lalu.
Chalid bercerita, untuk mendukung ini,bahwa CCS/CCUS ini PHE sudah masukkan di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yaitu sesuai dengan ada namanya dual strategy.
“Bahwa low karbon bisnis disini. Potensi dari kapasitas penyimpanan penyimpanan CO2 ini ada di beberapa tempat dengan total storage sekitar 7,3 giga ton,”ungkap Chalid menjelaskan ke DPR.
Dari sisi PHE sendiri, lanjut Chalid, bagaimana mengembangkan CCS/CCUS ini. Tentunya dari kegiatan eksplorasi survei geologi dan geofisika pemodelan ada drilling dan well loging kemudian reservoar modeling ini.
“Tentunya berkaitan dengan sub service status sebagai Story kemudian pengembangan project-project brownfield atau Greenfield Migas jadi, CEOR atau enhanced recovery.Operasi dan produksi dari pengelolaan WK domestik maupun internasional kemudian juga ada drilling dan complation fasilitas produksi, dan processingnya, optimasi produksi komersialisasi dan dari kemitraan ini,” tutur Chalid lagi.
PHE sendiri sudah punya lokasi cukup luas membentang dari Barat sampai Timur Indonesia.
“Untuk lokasi saya kira kita punya lokasi yang cukup luas membentang ya artinya dari barat sampai ketimur. Nah ini berdasarkan lokasi lokasi ini dan juga berdekatan dengan penghasil emisi sehingga menjadi sesuatu yang menarik Menurut kami jadi yang ini, determinate contribution lumayan. Namuni ini memiliki kapasitas storage yang dapat mendukung target dari kondisi tersebut itu. Kemudian potensi Penurunan emisi domestik ada scope 1 dan scop 2 ya emisi di Indonesia diperkirakan sekitar 2,1 gigaton dari upstream, downstream. Kemudian ada thermal, coal and nikel. Jadi ini ada di beberapa industri Intinya kita dengan tujuan penurunan dari emisi dari industri sendiri,” pungkas Chalid.