Walau Laba Turun, Pertamina Tetap Tangguh di 2024 dengan Investasi Naik dan Kinerja Positif

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun sepanjang 2024.

Meski angka tersebut turun 34,38% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$4,77 miliar, perusahaan tetap menunjukkan ketangguhannya di tengah tekanan ekonomi dan fluktuasi global.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menjelaskan bahwa penurunan laba disebabkan oleh sejumlah faktor utama, termasuk turunnya harga Indonesia Crude Price (ICP) menjadi US$78,12 per barel serta pelemahan rupiah yang mencapai 5% yoy.

Selain itu, spread harga BBM dan minyak mentah juga menyempit hingga 18% menjadi US$9,92 per barel.

“2024 kita tetap masih bisa membukukan net profit di kisaran angka US$3,13 miliar… namun untuk yang diatribusikan kepada entitas induk itu sekitar Rp49,5 triliun,” ujar Emma dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Meskipun menghadapi tantangan global dan tekanan pada sektor kilang, Pertamina masih mencatatkan laba total sekitar Rp54,6 triliun. Emma juga menyoroti bahwa perusahaan berhasil menjaga impairment kilang di level US$1,4 miliar—lebih rendah dibandingkan perusahaan migas global lain yang mencatat hingga US$2 miliar.

“Ini sungguh prestasi yang cukup manageable,” ungkap Emma, menegaskan bahwa manajemen risiko Pertamina berjalan baik.

Wajar Tanpa Pengecualian

Pertamina juga berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian dari auditor eksternal atas laporan keuangannya, sekaligus menunjukkan tata kelola perusahaan yang solid dan patuh hukum.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyebut tahun 2024 sebagai periode menantang akibat ketegangan geopolitik dan penurunan harga minyak dunia. Meski begitu, Pertamina tetap mampu mencatat pendapatan sebesar US$75,33 miliar atau sekitar Rp1.194 triliun.

“Pertamina mampu menghadapi dinamika dan menjaga kinerja positif. Ini menandai kemampuan adaptasi dan daya tahan tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Emma mengungkapkan bahwa investasi Pertamina sepanjang 2024 naik 4,3% menjadi US$6,57 miliar (Rp106 triliun), sebagai bukti komitmen untuk tumbuh secara berkelanjutan.

“Di tengah situasi sulit kita tetap melakukan komitmen… disbursement capex itu meningkat,” jelasnya.

Secara keseluruhan, kinerja 2024 menjadi cermin kekuatan struktur keuangan dan strategi jangka panjang Pertamina sebagai tulang punggung energi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.