Oh Ternyata Ada Tantangan Sebelum Mencapai FID di Hulu Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Taufan Marhaendrajana Deputi Eksploitasi SKK Migas memberikan penghargaan yang tinggi bagi KKKS yang bisa mempertahankan level produksi dengan baik.

Taufan mengajak untuk melakukan refleksi di tengah tahun, melihat apa yang sudah dilakukan dan melakukan improvement sehingga bisa meningkatkan produksi mencapai 605 ribu barrel oil per day (BOPD), meskipun sangat menantang, tapi kita harus optimis dengan kerja-kerja yang sudah dilakukan selama ini.

Taufan menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Raker Eksploitasi Industri Hulu Migas 2025. Dia sampaikan bahwa  saat ini dalam proses persetujuan Plan of Development (POD) telah dilakukan percepatan sehingga pencapaian Reserve Replacement Ratio (RRR) bisa dicapai dengan baik.

Tantangannya adalah bagaimana mencapai Final Investment Decision (FID). Ini terlihat dari data tahun 2019 hingga 2023 ketika RRR mencapai rata-rata 166%. Namun yang bisa melewati FID masih jauh di bawah karena masih 8% hingga 10%.

Tantangan berikutnya adalah terkait FID delay dan EPCI delay, ini menyebabkan eksekusi POD menjadi delay. Dia menekankan bagaimana eksekusi POD yang delay tersebut yang perlu dicarikan solusi dan dikerjakan bersama untuk mengatasi kendala tersebut.

Menjaga kehandalan fasilitas juga sangat penting karena terkait meminimalkan kejadian unplanned shutdown, Taufan menyampaikan bahwa ada potensi kehilangan minyak hingga 15.000 BOPD, adalah jumlah yang signifikan dan harus diatasi bersama, terlebih fasilitas produksi yang sebagian sudah mature dan membutuhkan perhatian khusus.

Untuk gas, dia menyampaikan memang ada kendala tetapi secara teknis mampu diatasi. Agar lebih optimal dan mencapai target, maka tantangan GAP komersial harus dicarikan solusi karena ini berkaitan dengan pihak lain.

Tantangan Kelola Lepas Pantai

Narasumber dari Medco, Ignatius Tenny Wibowo menyampaikan bagaimana tantangan dalam pengelolaan proyek lepas pantai (offshore).

“Saat ini Medco fokus pada lepas pantai, 3 di Indonesia dan 1 di Thailand. Dalam 5 tahun telah selesai 7 proyek,” terang Tenny, seraya menginformasikan platform yang ke delapan dalam 2 bulan bisa onstream dan berkontribusi pada penambahan produksi minyak.

Hal yang menggembirakan adalah sebanyak 5 dari 8 itu proyeknya bisa diselesaikan kurang lebih 4 tahun dengan pencapaian yang cepat dan aman bisa dicapai.

Tenny menjelaskan kaitan drilling dengan proyek, harus betul-betul terintegarsi. Dari awal bagaimana proses pengadaannya, hingga bagaimana jacket dipasang dan seterusnya. Ada resiko rig idle jika ada yang terlambat. Sangat penting strategi yang perlu dilakukan agar implementasi tepat sesuai jadwal.

Hal yang tidak kalah penting adalah terkait strategi EPC. Terkait ini, Tenny memberikan apresiasi kepada SKK Migas yang telah melakukan terobosan dengan memberikan ijin untuk pembelian beberapa long lead item bisa dibeli lebih dulu, sehingga ketika EPC di award tidak menunggu long lead item karena sudah ada.

Pengalaman ENI

Adapun narasumber dari ENI Juan Carlos Coral L menyampaikan bagaimana pengalaman ENI dalam mengelola fasilitas produksi maupun proyeknya, seperti di FPU Jangkrik, Maha dan Gendalo & Gendang.

Pada pemaparannya, dia menyampaikan perbedaan dalam manajemen proyek antara model tradisional dengan model pendekatan fast track. Jika model tradisional setiap tahapan dilaksanakan terpisah, maka pada model fast track ada beberapa tahapan yang dilaksanakan secara paralel, misal ketika eksplorasi maka secara bersamaan dilakukan reservoir study, kemudian paralel dilakukan pekerjaan engineering dan pengadaan serta eksekusi.

Juan menerangkan, pada model tradisional waktu rata-rata dari penemuan ke FID sekitar 3,1 tahun, kemudian dari FID ke start up sekitar 3,6 tahun. Maka dengan model fast track dari penemuan ke FID bisa dipercepat menjadi 1,3 tahun dan dari FID ke start up dipercepat menjadi 1,8 tahun.

“Kunci dari upaya yang dilakukan oleh ENI terdapat enam langkah terobosan yang dilakukan yaitu mekanisme kompensasi sehingga dapat mengoptimalkan biaya, pengadaan material dan long lead item, aliansi strategis, market engagement, manajemen proyek yang kuat dan fleksibilitas,” tutur Juan.

Terkait proyek Northern Hub, Juan menyampaikan akan memberikan peningkatan produksi yang signfikan yaitu produksi gas dari 630 MMSCFD menjadi 1.800 MMSCFD atau meningkat hampir 3 kali lipat dan produksi minyak 80.000 BOPD