Mengenal Dispatchable Energy: Si Penjaga Stabilitas Listrik di Tengah Transisi Energi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com – Di tengah gencarnya kampanye penggunaan energi terbarukan, mungkin kamu sering mendengar istilah seperti tenaga surya, angin, atau air. Tapi, pernahkah kamu mendengar istilah dispatchable energy?

Meski terdengar teknis, istilah ini sangat penting dalam ruang energi — khususnya untuk memastikan listrik tetap menyala kapan pun dibutuhkan.


Apa Itu Dispatchable Energy?

Secara sederhana, dispatchable energy adalah jenis energi yang bisa dikendalikan secara fleksibel oleh operator sistem kelistrikan. Artinya, pembangkit listrik dari sumber ini bisa dinyalakan, dimatikan, atau disesuaikan kapasitasnya kapan saja, tergantung kebutuhan.

Berbeda dengan energi matahari atau angin yang hanya tersedia saat cuaca mendukung, dispatchable energy bisa “dikirim” kapan pun — siang atau malam, mendung atau cerah.


Contoh Sumber Dispatchable Energy

Beberapa contoh sumber energi yang bersifat dispatchable antara lain:

  • 🔥 Gas Alam: Bisa dinyalakan dengan cepat saat beban listrik meningkat.

  • 💧 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Terutama jenis pumped storage yang bisa menyimpan energi dan melepaskannya sesuai kebutuhan.

  • 🌋 Panas Bumi (Geothermal): Memberikan pasokan listrik yang stabil dan terus menerus.

  • 🔋 Baterai Skala Besar: Menyimpan energi dari surya atau angin, lalu dilepas saat dibutuhkan.


Lalu, Apa Bedanya dengan Energi Terbarukan Lain?

Energi seperti matahari dan angin disebut non-dispatchable, karena hanya menghasilkan listrik ketika kondisi alam memungkinkan. Misalnya, panel surya tidak bisa menghasilkan listrik di malam hari, dan turbin angin tidak akan bekerja jika angin tidak bertiup.

Inilah mengapa dispatchable energy penting — untuk menutup celah antara pasokan dan permintaan listrik.


Mengapa Ini Penting untuk Masa Depan?

Saat ini, dunia sedang dalam proses beralih dari energi fosil ke energi bersih. Tapi agar transisi ini berjalan mulus, kita tetap butuh sumber energi yang:

  • Bisa diandalkan 24 jam,

  • Dapat menyeimbangkan pasokan dari energi surya & angin,

  • Siap digunakan saat terjadi lonjakan permintaan (seperti malam hari atau musim panas).

Dispatchable energy menjadi penopang utama sistem kelistrikan, agar listrik tetap stabil, aman, dan tidak padam.


Menuju Energi Bersih yang Bisa Diandalkan

Kabar baiknya, kini makin banyak sumber dispatchable energy yang ramah lingkungan, seperti panas bumi, biomassa, atau penyimpanan energi dari pembangkit surya. Kombinasi ini akan menjadi solusi ideal: bersih dan dapat diandalkan.

Kesimpulan

Dispatchable energy mungkin bukan istilah yang sering kamu dengar, tapi peranannya sangat besar. Tanpa sumber energi yang bisa “dikirim sesuai permintaan”, kita bisa menghadapi risiko pemadaman saat energi terbarukan sedang tidak tersedia.

Dengan memahami konsep ini, kita bisa lebih menghargai kompleksitas sistem energi — dan mendukung kebijakan yang mendorong perpaduan antara energi bersih dan andal untuk masa depan.