Jakarta, ruangenergi.com- Sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus-menerus mencari peluang untuk ekspansi di luar Indonesia.
Itu sebabnya, PHE ikutan dalam rombongan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Arifin Tasrif ke Venezuela. Di sana ada Memorandum of understanding (MoU) antara Kementerian ESDM dengan Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea.
Kedua menteri tersebut, telah menandantangani Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor Pusat Petróleos de Venezuela, S.A (PDVSA) di La Campina, Caracas pada 18 Januari 2024.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral di bidang minyak dan gas serta peningkatan investasi kedua negara.
“Iya kami ikut rombongan MESDM ke Venezuela. Kita tidak ada signing apa-apa. Mencari peluang itu biasa,” kata Direktur Utama Sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Rabu (24/01/2024), di Jakarta.
Informasi yang diterima ruangenergi.com,Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Arifin Tasrif bersama Menteri Perminyakan Venezuela Pedo Rafael Tellechea telah menandantangani Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor Pusat Petróleos de Venezuela, S.A (PDVSA) di La Campina, Caracas pada 18 Januari 2024.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral di bidang minyak dan gas serta peningkatan investasi kedua negara.
Dalam kesempatan itu, delegasi kedua negara menganalisis peluang bisnis dan investasi di bidang minyak mentah dan gas, terutama dalam pemberian lisensi untuk gas lepas pantai dan proyek-proyek di bagian barat dan timur Venezuela.
“Indonesia ingin meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dengan Venezuela, yang juga dapat meningkatkan Kerja Sama Selatan-Selatan. Energi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian.Oleh karena itu, kami mencatat bahwa kedua negara dapat berbagi peluang bisnis yang memungkinkan di sektor energi, terutama di bidang minyak dan gas,” ujar Arifin dalam pertemuannya dengan Tellechea,” berdasarkan keterangan tertulis KBRI Caracas.
Rafael Tellechea, yang juga menjabat sebagai Presiden PDVSA, mengatakan bahwa perjanjian strategis ini dapat meningkatkan prospek Venezuela di pasar Asia.
Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Venezuela, Imam Edy Mulyono, menekankan bahwa Venezuela merupakan mitra penting bagi Indonesia, dan ini saat yang tepat bagi kedua negara untuk memperkuat relasi di bidang energi. Hal tersebut dikarenakan Venezuela memiliki potensi sumber daya energi minyak dan gas yang cukup tinggi.
Di dalam Mou terdapat beberapa kerja sama yang akan menjadi fokus utama kedua negara. Fokus tersebut antara lain memperoleh hak pengoperasian Urdaneta North untuk PRDL sebagai bagian dari penyelesaian dividen Maurell and Prom Iberomerica di masa lalu, serta menjajaki peluang mengakuisisi blok-blok baru lainnya di Venezuela – dengan menggunakan kedua kendaraan: melalui M&P atau PIEP (tergantung pada ukuran aset dan kebutuhan pendanaannya).
Delegasi Indonesia dipimpin Menteri ESDM dengan didampingi Dubes Imam, Direktur Utama PT Pertamina International Exploration & Production (PIEP), Jaffee Arizon Suardin, dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro.
Saat ini Venezuela sedang mendapat pencabutan sanksi dari Amerika Serikat (AS) dalam hal perdagangan minyak selama enam bulan. Oleh karena itu, penandatanganan MoU ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Venezuela.