Jakarta, ruangenergi.com- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) selalu berupaya menemukan cadangan migas baru di Indonesia.
Dari hasil discovery terbaru yang paling cepat bisa diproduksi ialah di Geng North milik ENI Indonesia. Potensinya sangat besar 3,5 hingga 5 TCF, bahkan bisa lebih besar.
“Geng North potensi sekarang 3,5-5 TCF, tapi di atas lagi masih ada. Potensi sangat besar. Itu bisa dialihkan langsung ke (Kilang LNG) Bontang untuk keperluan gas. Selain dari yang ENI, ada di North Bali tidak lama lagi ada hasilnya. Masela yang sudah siap mungkin tahun 2030,” kata Dirjen Migas Tutuka Ariadji di hadapan Komisi VII DPR RI saat Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM RI dan Dirut PT Pupuk Indonesia, dengan agenda Pemanfaatan Harga Gas Bumi Tertentu Untuk Sektor Industri Pupuk, Proyeksi Kebutuhan Gas Bumi Bagi Industri Pupuk Tahun 2024, Lain-Lain, Rabu,(03/04/2024), di Jakarta.
Tutuka bercerita di hadapan DPR, perlu disadari bahwa sampai 2 tahun ke depan 2025-2026 itu masih tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dari gas.
“Kebutuhannya pas,jadi tidak longgar. Setelah 2026, saya pikir kita akan longgar supply/pasokan gas itu. Kemudian dari HGBT (harga gas bumi tertentu) sesungguhnya ada 256 perusahaan, dan itu memerlukan kurang lebih 41 persen dari seluruh produksi nasional. Itu dengan HGBT. Untuk dalam negeri dari total produksi gas sekitar 68 persen. Jadi sudah masuk ke dalam negeri 68 persen. Jadi untuk menentukan DMO (domestic market obligation) sebenarnya kita sudah 68 persen,” urai Tutuka menanggapi pertanyaan anggota Komisi VII DPR.