Jakarta, Ruangenergi.com – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengatakan, bahwa upaya untuk serius memperhatikan serta meningkatkan sinergi adalah hal yang penting guna mencegah krisis energi yang berujung pada turbulensi ekonomi dan sosial masyarakat.
Untuk itu ia berharap agar Dewan Energi Nasional (DEN) mampu menyinergikan kepentingan semua pihak dalam menyusun rancangan besar ketahanan energi nasional secara berkelanjutan.
“DEN harus serius memperhatikan dan meningkatkan sinergi dalam rangka mewujudkan ketahanan sektor energi nasional karena memiliki wewenang yang kuat di sektor energi di Tanah Air,” kata politisi Fraksi PKS itu dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Menurut Mulyanto, DEN adalah lembaga yang luar biasa karena langsung dipimpin oleh Presiden dan anggotanya terdiri dari tujuh menteri lintas sektor, jadi tentu saja sangat powerful.
“Jadi ekspektasi kita terhadap DEN ini sangat tinggi. Karena kebijakan yang dihasilkannya bersifat binding (mengikat) dan compulsory (memaksa) terhadap pelaku di bidang energi secara nasional. Harapannya seperti itu,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengatakan, bahwa dengan kewenangan yang dimiliki, seharusnya DEN dapat menggerakan seluruh kalangan pemangku kepentingan terkait sektor energi untuk bersama-sama menyusun rencana ketahanan energi nasional tersebut.
“Saya khawatir atas ketahanan energi nasional saat ini. Dan itu bisa dilihat dari indikasi beberapa peristiwa yang terjadi seperti adanya peristiwa kebakaran kilang minyak yang terjadi baru-baru ini,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan sejumlah strategi jangka panjang di sektor energi untuk bisa mencapai target karbon netral atau net zero emission (bebas emisi karbon) pada 2060.
“Di sektor energi, kami menargetkan bisa mencapai karbon netral pada 2060 atau lebih cepat dengan bantuan internasional dengan sejumlah strategi. Pertama, melalui pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) yang masif,” kata Arifin dalam satu kesempatan webinar beberapa waktu lalu.(Red)