Jakarta,ruangenergi.com-Walau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berkali-kali mengatakan kepada PT Pertamina segera menuntaskan proses alihkelola Blok Masela, namun hingga kini belum ada tanda-tanda tuntasnya proses tersebut.
Memasuki bulan April ini, Arifin Tasrif sangat berharap terjadi kesepakatan kedua-belahpihak untuk tuntaskan proses farm in-farm out blok Masela, dimana ada 35 persen interest Shell Indonesia dilepas dan akan diakuisisi oleh Pertamina.
“Kalau targetnya April ya mudah-mudahan April, jangan mundur-mundur lagi. Kita harapkan Pertamina siap,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (31/3/2023) di Jakarta.
Berdasarkan data SKK Migas, Shell telah mengucurkan US$875 juta untuk mengakuisisi PI 35 persen di Blok Abadi Masela dan mengucurkan investasi senilai US$700 juta, sehingga total dana yang telah dikeluarkan Shell untuk pengembangan lapangan tersebut sudah mencapai US$1,4 miliar.
Dalam catatan ruangenergi.com, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan melonjaknya alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk subholding hulu tahun ini diarahkan sebagian untuk biaya akuisisi hak partisipasi Shell di proyek LNG Abadi Blok Masela.
Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menganggarkan capex sebesar US$5,7 miliar atau setara dengan Rp86,26 triliun (kurs Rp15.134 per US$) pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini.
Sudah begitu, besaran belanja modal itu naik 78,12 persen dari realisasi anggaran sepanjang 2022 yang berada di angka US$3,2 miliar atau setara dengan Rp48,47 triliun.