Jakarta,ruangenergi.com-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan untuk meningkatkan minat kontraktor kontrak kerjasama (K3S) migas memproduksikan minyak dan gas, pihaknya sudah menyurati ke Kementerian Keuangan meminta insentif.
Kementerian ESDM meminta perhatian dari Kementerian Keuangan terhadap usulan insentif-insentif guna meningkatkan gairah K3S memproduksikan migas.
“Terutama untuk exsisting sumur-sumur migas kita yang sudah lama dieksploitasi,tentu saja makin berkurang dan ongkosnya makin mahal untuk bisa diproduksikan.Ini memang perlu kita perhatikan sehingga bisa memberikan motivasi untuk bisa meningkatkan produksinya,” kata Arifin Tasrif dalam konferensi pers saat inagurasi Lifting 700 lapangan Banyu Urip.
Arifin menjelaskan dengan produksi yang meningkat maka bagian pemerintah diharapkan meningkat pula. Di sisi lain,Kementerian ESDM mengapresiasi K3S yang sudah bekerja keras meningkatkan produksi migas nasional.
Di sisi lain,Arifin mengakui kecenderungan sekarang,perusahaan-perusahaan migas di hulu,cenderung untuk mengalihkan usahanya (termasuk capital expenditure-nya) ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Meski demikian,Arifin mengakui proses transisinya masih berlangsung tidak serta-merta hilang begitu saja.
“Indonesia merupakan salah satu lokasi di dunia yang menarik untuk investasi sektor hulu migas. Untuk itu kita harus bisa membuka show room yang bisa lebih baik.Show room yang menarik.Nah makanya kita akan berikan satu kebijakan,ya fiskal yang menarik. Kemudian memberikan data. Nah data itu yang harus kita siapkan lebih dulu sehingga ketika investor datang sudah ada guidance nya.Dan yang paling penting adalah perijinan.Jangn sampai perijinan ini berlarut-larut,berkepanjangan. Sekarang kita berusaha untuk memangkas proses perijinan.Jangan lagi sampai ada 100 ijin harus dilewati dan keluarnya 1 tahun. Ini bikin ongkos mahal dan akan bikin investor frustrasi.Itulah PR (pekerjaan rumah) yang harus kita kerjakan dengan cepat,”tegas Menteri Arifin.
