Jakarta,ruangenergi.com–Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan kenyataan bahwa penyebab utama turunnya lifting minyak dan gas bumi (migas) di dalam RAPBN 2023 (Rancangan Anggaran Pendapat dan Belanja Negara) yakni kenyataan bahwa lapangan migas di Indonesia uzur,alias sudah tua.
Di RAPBN 2023, lifting migas lebih rendah dibandingkan target di tahun 2022 ini.Selain itu, sejumlah penemuan lapangan migas baru masih tahap pengembangan. Sedangkan pengembangan ini butuh waktu lama dan modal invetasi besar untuk onstream.
“Memang sumur-sumur kita (Indonesia) sudah tua. Ini tendensi lifting memang menurun,” kata Arifin dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (16/8/2022),di Jakarta.
Arifin mengakui pihaknya berupaya menjaga level produksi dengan langkah-langkah peningkatan. Di sisi lain, untuk menggenjot potensi lapangan migas yang sudah tua membutuhkan waktu lama.
Pemerintah,lanjut Arifin, harus memperbaiki aturan fiskal guna meningkatkan daya tarif investasi di sektor migas. Oleh karena itu, Kementerian ESDM berfokus melakukan pengeboran sumur secara masif. Selain itu, mengeksplorasi wilayah migas potensial.
“Selama 2012 – 2014, eksplorasi besar-besaran yang menghabiskan lebih dari US$ 2 miliar tidak berhasil. Sejak saat itu, tidak ada eksplorasi baru.Selama 2012 – 2014, eksplorasi besar-besaran yang menghabiskan lebih dari US$ 2 miliar tidak berhasil. Sejak saat itu, tidak ada eksplorasi baru,” beber Arifin.
Lifting minyak 660 ribu barel per hari (bph) atau turun dibandingkan target tahun ini 703 ribu bph Lifting gas 1,05 juta barel setara minyak per hari, juga lebih rendah dibandingkan target tahun ini 1,36 juta.