Jakarta,ruangenergi.com–Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menilai penggabungan ketiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi satu holding panas bumi ini diharapkan dapat mensinergikan percepatan pertambahan installed capacity dari aset-aset yang dimiliki oleh ketiga BUMN ini untuk mejadikan installed capacity terbesar didunia nantinya seperti yg ditargetkan.
Namun begitu, untuk mengejar pertumbuhan installed capacity berdasarkan target RUEN, yaitu 7,2 G di 2025 dan 10 G ditahun 2030, tetap diperlukan keterlibatan swasta sehingga permasalahan utama saat ini, yaitu perbedaan harga jual tenaga listrik berdasarkan keekonomian dengan kemampuan pembelian oleh PLN tetap menjadi prioritas penyelesaiannya
“Ini untuk mengejar target yang ditetapkan di RUEN, swasta harus ikut.Bukan hanya mengandalkan BUMN Maksudnya bukan swasta digabung ke BUMN tapi swasta diberikan daya tarik untuk ikut investasi panas bumi,”kata Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandaru Effendi kepada ruangenergi.com,Senin (05/04/2021) di Jakarta.
Menurut dia,ada BUMN dan ada swasta untuk sama-sama menambah installed capacity sesuai target RUEN
Tapi syaratnya harga jual sesuai keekonomian.
“Swasta minat kembangkan PLTP gimana di saat pandeminya? Justru kesempatan menarik swasta buat membantu pemulihan ekonomi paska pandemi.Asal tariff yang ditawarkan menarik, swasta pasti tertarik,” pungkas Prijandaru.
Dalam catatan ruangenergi.com, issue pembentukan Holding BUMN Panas Bumi sudah ada sejak 2016. Sejak tahun 2016,Kementerian BUMN disebut tengah mengebut penggabungan anak usaha PT Pertamina di sektor panas bumi, PT Pertamina Geo Energy (PGE). PGE ini menjadi perusahaan baru di bidang energi panas bumi hasil patungan antara Pertamina dengan PT PLN.
Waktu itu,Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan, pihaknya menargetkan perusahaan anyar di sektor panas bumi ini akan rampung pada tahun ini.
“Target kita tahun ini selesai, ini nggak perlu PP (Peraturan Presiden). Jadi bisnis bilateral, business to business antara PLN dan Pertamina,” katanya di acara Diskusi Energi Kita, di Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (14/8/2016).
Jelas bahwa issue Holding BUMN Panas Bumi sudah menjadi wacana dari tahun 2016. Nah apakah di tahun 2021 ini akan terwujud rencana tersebut?