Bacalah! Pedoman Tata Kerja tentang CCS/CCUS Diterbitkan SKK Migas

Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto membenarkan telah terbit Pedoman Tata Kerja Tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, Serta Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon Pada Wilayah Kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama.

PTK-070/SKKIA0000/2024/S9 ditetapkan pada 12 Januari 2024 oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta.

“Iya benar sudah terbit PTK-070,” kata Dwi Soetjipto kepada ruangenergi.com, Selasa malamn(20/02/2024), di Jakarta.

Ruangenergi.com mendapatkan copy dari PTK-070 tersebut. Isinya antara lain sebagai berikut:

Pedoman Tata Kerja (“PTK”)  ini dimaksudkan  untuk memberikan landasan  hukum, tata laksana,   pedoman pelaksanaan  teknis,  administratif    yang terintegrasi   dan jelas,  serta menyamakan pola  pikir  dan pengertian  seluruh pengelola   Kegiatan Usaha  Hulu Minyak dan Gas Bumi  di  wilayah   Republik   Indonesia  dalam  setiap tahapan  penyelenggaraan     Penangkapan  dan Penyimpanan  Karbon  (Carbon Capture   and   Storage   –   CCS),   serta   Penangkapan,     Pemanfaatan,     dan Penyimpanan Karbon  (Carbon  Capture Utilization and Storage –  CCUS)  pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak  dan Gas Bumi.

Dalam Penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS, wajib mengutamakan aspek kesehatan keselamatan kerja, dan lindungan lingkungan.

Penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS dilaksanakan secara efektif, efisien, dan fit for purpose, serta mengacu pada Standar Nasional Indonesia dan/atau standar internasional yang berlaku.

Penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS wajib terlebih dahulu melakukan identifikasi sistem dan batasan CCS dan/atau CCUS, dengan mengidentifikasi dengan jelas sumber-sumber Karbon (C02):

Dalam hal sumber emisi berasal dari Kegiatan Hulu migas, maka sumber Emisi Karbon dapat berasal dari:

  • Pemisahan kandungan C02 dari Hidrokarbon yang diproduksikan; dan
  • Tangkapan pra/pre dan setelah/post-penyalaan (combustion).

Dalam hal sumber Emisi Karbon berasal dari lndustri lainnya yang memerlukan implementasi CCS dan/atau CCUS, maka KKKS melakukan studi kelayakan dengan emitter/penyedia C02 untuk menjamin kelayakan dan ketersediaan C02 sebagai bagian dari pertimbangan dalam persetujuan POD.

Dalam penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS, KKKS dapat menggunakan sumur baru atau sumur lama yang dikonversikan.

ldentifikasi dan evaluasi teknis target potensi penyimpanan karbon di Wilayah Kerja merupakan hal penting dalam rencana pengurangan Emisi Karbon dengan memanfaatkan teknologi CCS dan/atau CCUS.

Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dengan persetujuan SKK Migas, KKKS dapat melakukan penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS yang berasal dari penangkapan Emisi Karbon yang bersumber dari industri lain dengan tetap mengacu kepada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Evaluasi   keekonomian  dalam  penyelenggaraan   CCS  dan/atau  CCUS  wajib mempertimbangkan beberapa faktor antara lain  biaya penangkapan,  transportasi, atau           keamanan penyimpanan    C02     dan    potensi      pendapatan     dalam penyelenggaraan  CCS dan/atau CCUS.

Dalam hal diperlukan  rencana pengembangan CCS dan/atau   CCUS  sebagai bagian  dari  rencana pengembangan lapangan  atau perubahannya,   dan belum terdapat  lingkup  penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS dalam Kontrak  Kerja Sama,   KKKS  wajib   melakukan   amendemen  Kontrak   Kerja  Sama,   dengan ketentuan sebagai berikut:

KKKS yang akan melaksanakan  pengembangan fasilitas  CCS dan/atau CCUS pada Wilayah  Kerja-nya dan penyimpanan karbon pada:

  • Akuifer  Asin  atau  Saline Aquifer, amendemen Kontrak  Kerja Sama     dilakukan      ebelum      proses     pengambilan      data penyelenggaraan  CCS;
  • Depleted reservoir, amendemen Kontrak Kerja Sama dilakukan sebelum      proses    pengembangan    penyelenggaraan      CCS dan/atau CCUS

KKKS  penghasil  Emisi   Karban  yang  akan  menyelenggarakan   CCS dan/atau                  CCUS    di    Wilayah    Kerja-nya dan/atau    merencanakan penyelenggaraan CCS dan/atau  CCUS di bagian  Wilayah Kerja  KKKS lain sebagai bagian dari  rencana pengembangan lapangan   KKKS penghasil Emisi  Karbon.

Perencanaan Kegiatan CCS dan/atau CCUS

Dalam   proses   pengambilan   data   untuk   mengidentifikasi     target   potensi penyimpanan karbon,  KKKS wajib memperhatikan hal-hal  di  bawah ini:

  • Melaksanakan  studi  geologi,    geomechanic,    geofisika,    reservoir    dan production engineering dengan menerapkan kaidah keteknikan  yang baik (good engineering practices} untuk memilih  lapisan  yang  memiliki karakteristik batuan yang  baik untuk memenuhi   kriteria injektifitas  dan memiliki   batuan tudung  dengan sifat   penyekatan   (sea/  capacity)  yang
  • memenuhi    kriteria    kepadatan    sehingga    C02   dapat   disimpan     secara permanen  dengan  aman.
  • Melaksanakan   studi  aspek  pengembangan   yang  mencakup   pengeboran sumur  eksplorasi/appraisal,    data akuisisi,   uji  injeksi,   lab analysis, dan studi GGR.
  • Apabila  diperlukan,   KKKS dapat  melaksanakan   uji lapangan   (Pilot Project) untuk  menguji  coba  dan  mengembangkan    teknologi    CCUS  dalam   skala kecil

Dalam melaksanakan   identifikasi   dan evaluasi  teknis  potensi   penyimpanan  karbon di Wilayah   Kerja  sebagaimana   dimaksud   pada  angka  2.1   di  atas,   KKKS  wajib mendapatkan   persetujuan  terlebih  dahulu dari fungsi yang melaksanakan   kegiatan pengembangan                          lapangan  dan perolehan tahap  lanjutan  SKK Migas.

Pengambilan     data    tambahan     yang    diperlukan     dalam    rangka    mendukung penyelenggaraan    CCS dan/atau  CCUS untuk  pendalaman  studi  oleh KKKS pada:

Akuifer  Asin  atau  Saline Aquifer, yang  merupakan  kegiatan    dalam   rangka pencarian  data awal  subsurface di dalam  Wilayah  Kerja.

Depleted reservoir, yang  merupakan   kegiatan   dalam   rangka   pencarian data tambahan  subsurface di dalam    Wilayah  Kerja.

Data tambahan  sebagaimana   dimaksud  di atas (akuifer asin dan depleted reservoird) merupakan  data yang diperoleh                 berdasarkan    hasil  kegiatan    sebagaimana   di   atas.

Pengambilan   data tambahan  dan pelaksanaan   studi  akuifer asin    di atas  wajib  mendapatkan persetujuan   dari  fungsi   yang  melaksanakan    kegiatan eksplorasi  dan/atau  fungsi  yang melaksanakan   kegiatan   pengeboran  dan sumuran SKK  Migas,   sedangkan   untuk  deplted reservoir,    wajib  mendapatkan   persetujuan   dari fungsi  yang  melaksanakan   kegiatan    optimalisasi    cadangan  dan  dan/atau  fungsi yang melaksanakan   kegiatan   pengeboran  dan sumuran  SKK Migas.

Dalam  pemilihan    Geological Storage,  KKKS  wajib  mempertimbangkan     aspek-aspek  sebagai  berikut:

2.5.1.      Target    zona    untuk    penyimpanan      Karbon    dari    aspek    sub-surface (Geological Storage) di Wilayah  Kerja  KKKS yang  mencakup:

2.5.1.1.         Depleted reservoir.

2.5.1.2.          Formasi  batuan Akuifer  Asin  atau Saline Aquifer.

2.5.1.3.         Formasi  lain   yang   memungkinkan   dan  memenuhi   kriteria penyimpanan C02 secara permanen dan aman.

Dalam  hal  Emisi  Karban bukan bersumber dari Kegiatan Usaha Hulu  Minyak dan Gas  Bumi,  bagian kegiatan CCS dan/atau  CCUS yang  merupakan  kegiatan operasi perminyakan  dimulai dari tempat KKKS menerima Emisi  Karban  untuk diinjeksikan di Wilayah  Kerja KKKS tersebut mengikuti  ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

2.3.      Biaya operasi terdiri  atas:

2.3.1.      Biaya eksplorasi;

2.3.2.     Biaya eksploitasi;

2.3.3.     Biaya lain.

Secara umum pengaturan mengenai pengukuran,  pengakuan atau pembebanan, dan penyajian  biaya-biaya operasi  mengikuti  ketentuan di dalam PTK Kebijakan Akuntasi KKKS,  Gross Split, atau ketentuan lainnya  yang diatur dalam Kontrak Kerja Sama dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

2.4.     Biaya kapital  dan non kapital

Biaya atas penyelenggaraan CCS dan/atau CCUS pada tahun  berjalan  yang disajikan dalam  WP&B dan FQR terdiri dari:

2.4.1.    Biaya non kapital tahun berjalan;  dan

2.4.2.    Biaya kapital tahun berjalan.

Biaya kapital  (capital cost) dibebankan  sebagai  biaya  operasi  melalui   mekanisme Penyusutan mengikuti ketentuan di dalam PTK Kebijakan Akuntasi KKKS,  PTK Gross  Split,  atau  ketentuan  lainnya  yang  diatur dalam  Kontrak  Kerja Sama dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

2.5.     Pencadangan biaya monitoring pasca penutupan kegiatan  CCS dan/atau CCUS

2.5.1.      KKKS wajib mencadangkan biaya  kegiatan Monitoring untuk jangka waktu  10 (sepuluh)  tahun  setelah  penyelesaian   penutupan  kegiatan   CCS dan/atau  CCUS.   Ketentuan  pencadangan  biaya  akan  diatur tersendiri mengikuti   ketentuan  peraturan   perundangan   dan/atau  ketentuan  yang berlaku.

2.5.2.     Pengukuran pencadangan biaya  Monitoring pasca penutupan kegiatan

CCS dan/atau  CCUS didasarkan kepada nilai   estimasi   biaya  kegiatan

penutupan  dan  Monitoring  pasca  penutupan  kegiatan  CCS  dan/atau CCUS.

2.5.3.     Estimasi  biaya penutupan dan Monitoring pasca penutupan kegiatan  CCS dan/atau CCUS merupakan bagian dari persetujuan POD dan nilai  tersebut dapat disesuaikan oleh KKKS dengan persetujuan SKK Migas.  Estimasi biaya  penutupan dan Monitoring pasca penutupan kegiatan  CCS dan/atau CCUS disajikan  secara terpisah dengan estimasi  biaya ASR pada POD.

2.5.4.  Pengakuan  pencadangan  biaya  Monitoring  pasca  penutupan  kegiatan CCS dan/atau CCUS.  Nilai  cadangan yang disetorkan  KKKS ke dalam rekening  bersama,  diakui sebagai biaya operasi tahun berjalan.

2.5.5.    Pencadangan dana penutupan dan Monitoring pasca penutupan kegiatan CCS dan/atau CCUS

2.5.5.1.       Pencadangan   dana  dalam  rangka  penutupan dan  Monitoring pasca    penutupan      kegiatan    CCS   dan/atau   CCUS   yang merupakan bagian dari kegiatan penutupan dan pemulihan tambang  yang  disajikan  di  dalam WP&B  dan  FOR sebagai bagian dari  biaya operasi.

2.5.5.2.    Perhitungan  pencadangan  dana  penutupan  dan  Monitoring pasca  penutupan kegiatan CCS dan/atau CCUS oleh  KKKS setiap tahunnya ditentukan dengan mengacu pada ketentuan yang diatur di  PTK ASR atau persetujuan lainnya.

2.5.5.3.      Hal-hal terkait  mekanisme  pencadangan  dana  sebagaimana dimaksud angka 2.5.5.1.    menggunakan mekanisme yang sama dengan mekanisme pencadangan dana ASR yang diatur di PTK ASR atau persetujuan lainnya.  Pencadangan dana sebagaimana angka  2.5.4.   ditempatkan di  rekening terpisah  dari  rekening bersama dana ASR.

2.5.5.4.      Sebagaimana diatur dalam PTK ASR,  KKKS wajib :

2.5.5.4.1.       Menyusun  laporan pencadangan  dana  penutupan dan Monitoring pasca penutupan kegiatan CCS dan/atau CCUS termasuk didalamnya melakukan evaluasi    atas   estimasi   biaya    penutupan   dan Monitoring pasca penutupan  untuk memastikan kecukupan pencadangan dana secara periodik;

2.5.5.4.2.       menyelesaikan    kewajiban     pencadangan    dana penutupan dan Monitoring pasca penutupan dengan jangka waktu pencadangan sejak awal tahun Masa Produksi sampai dengan akhir tahun masa produksi dan/atau   1      (satu)   tahun    sebelum   berakhirnya Kontrak Kerja Sama (KKS),  mana yang lebih  dahulu tercapai;  dan

2.5.5.4.3.      Dalam  hal pengelolaan suatu Wilayah  Kerja  beralih ke KKKS baru,  maka pencadangan dana penutupan dan Monitoring pasca penutupan kegiatan CCS dan/atau  CCUS dilanjutkan  oleh KKKS baru.

2.6.       Penggunaan Dana CCS da  /atau CCUS

Mekanisme   penggunaan  dana  CCS  dan/atau  CCUS  mengikuti    ketentuan sebagaimana yang diatur di PTK ASR atau persetujuan lainnya

Manajemen Aset

3.1.     Barang dan  peralatan  yang digunakan  untuk penyelenggaraan kegiatan CCS dan/atau CCUS yang menjadi bagian dari Kegiatan Usaha Hulu  Minyak dan Gas Bumi  yang dibeli  atau diperoleh  KKKS menjadi Barang  Milik Negara.

3.2.  Pengelolaan barang dan peralatan yang dibeli  atau diperoleh terkait penyelenggaraan  kegiatan CCS dan/atau CCUS dilaksanakan  mengikuti ketentuan PTK 007 Buku  Ketiga,  ketentuan dalam Kontrak Kerja Sama,  dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

3.3.     Klasifikasi,  pengakuan,  pengukuran,  pembebanan,   penghapusan,  dan penyajian barang dan peralatan yang dibeli atau diperoleh terkait penyelenggaraan   kegiatan CCS dan/atau CCUS dilaksanakan  mengikuti  ketentuan PTK Kebijakan Akuntasi KKKS,  ketentuan dalam  Kontrak Kerja Sama dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *