Jakarta, ruangenergi.com- Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim menjadi narasumber dalam Mining Talk Series dengan tema Bagaimana Nasib PLTU 2025? yang diselenggarakan oleh PT. Dunia Tambang Digital secara virtual. Pria yang akrab disapa HDI ini memaparkan tentang peranan PLTU batubara dalam skenario transisi energi indonesia menuju NZE, tujuan paparannya adalah untuk berbagi pemikiran dan pandangan tentang peranan PLTU batubara dalam Transisi Energi menuju Emisi Nol Bersih [Net Zero Emissions] sesudah tahun 2025.
HDI memaparkan beberapa karakteristik batubara antara lain: biaya produksi listrik murah, sumber energi yang tersedia, biaya investasi pembangunan tidak mahal dan teknologinya memungkinkan untuk skala besar. Batubara saat ini berperan untuk menjaga harga listrik murah dan terjangkau. Selain itu, batubara juga berperan sebagai pengaman pasokan listrik (base load). Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2014 tentang KEN, mengatakan bahwa batubara diperankan sebagai tulang punggung untuk pengaman penyediaan energi nasional jangka panjang. Namun perlu adanya efisiensi dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, untuk mengatasi perubahan iklim dengan menjaga kenaikan temperatur bumi.
Disamping itu, HDI juga menjelaskan mengenai skenario umum transisi energi di Indonesia. Saat ini sebesar 75% emisi yang dihasilkan berasal dari penggunaan energi fosil. Terkait skenario transisi energi menuju net zero emission kedepannya akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan menjadi pusat daripada transisi tersebut. Beberapa strategi transisi energi rendah karbon dilakukan melalui energi fosil dengan menerapkan teknologi bersih, percepatan pengembangan energi baru terbarukan dengan kendaraan listrik.
HDI juga menambahkan terkait nasib PLTU batubara kedepan sangat aman, karena masih banyak tantangan serta hambatan transisi energi yang belum terselesaikan baik dari sisi kebijakan ET serta teknologi. Saat ini kapasitas pembangkit batubara PLN saat ini kurang lebih 32 GW, dalam 10 tahun kedepan masih akan ada tambahan 14 GW sehingga total menjadi 46 GW.
Singgih Widagdo, Chairman Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) mengatakan bahwa Pemerintah saat ini memiliki komitmen untuk mengurangi dan mengoptimalkan penggunaan energi fosil serta mendorong penggunaan EBT, selain untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil juga sebagai bentuk komitmen Indonesia pada Paris Agreement dalam mengurangi emisi karbon di Dunia. Tren dunia saat ini transisi global menuju kelistrikan non fosil.
Disamping itu, Singgih juga mengatakan saat ini pasar dalam negeri masih sangat kecil, oleh karena itu batubara akan terus berperan sebagai komoditas ekspor dan perlu adanya pemetaan terhadap arah industri batubara kedepan. Dalam penutupannya, singgih mengatakan perlunya proyeksi pemetaan ekspor batubara 2025 dan pengendalian produksi yang bertujuan kepada lingkungan dan arah bisnis, serta perlunya membangun zero carbon pada industri pertambangan.
Dalam penutupannya, HDI mengatakan untuk transisi energi yang diperlukan adalah memaksimalkan listrik ET menuju tercapainya NZE, phase out energi PLTU batubara akan berlangsung secara otomatis, dan diperkirakan dapat dilakukan setelah kita mampu memenuhi kenaikan konsumsi listrik tahunan dengan listrik ET.