Bahlil: Tidak Ada Lagi Alasan Untuk Tidak Dukung Hilirisasi DME

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan,hasil output dari proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) ditujukan  untuk mengurangi impor liquified petroleum gas (LPG/Elpiji) per tahun.

Rata-rata impor LPG/Elpiji ini 6 sampai 7 juta ton per tahun. Subsidi untuk LPG ini cukup besar. Di dalam perhitungan BKPM, setiap 1 juta ton hilirisasi batu bara  bisa melakukan efisiensi dari subsidi LPG mencapai Rp6 sampai 7 triliun.

“Tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendukung program hilirisasi untuk melahirkan (mengurangi) subtitusi impor LPG,” kata Bahlil saat berpidato dihadapan Presiden Joko Widodo dalam acara Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter di Tanjung Enim,Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).

Bahlil menuturukan,realisasi investasi DME ini sebesar Rp37 triliun,dimana waktunya seharusnya 36 bulan namun bisa terlaksana 30 bulan.

“Investasi ini full dari Amerika,bukan dari Korea Selatan, bukan dari Jepang, bukan juga dari Cina . Jadi tidak benar ada pemahaman bahwa negara ini fokus investasi pada satu negara. Ini buktinya kita buat perimbangan. Ini Amerika investasinya cukup gede Pak..ini investasi terbesar setelah Freeport untuk tahun ini,” cetus Bahlil.

Program ini,lanjut Bahlil, terselenggara berkat kerjasama yang apik antara Menteri BUMN, Menteri ESDM, Kementerian Investasi dan seluruh timnya. Juga melakukan koordinasi dengan BPK dan BPKP.